Program CTI World Bank di NTT dan Papua Barat diharapkan harus berkelanjutan

id NTT, ITCCTF, BAppenas,TNP Laut Sawu

Program CTI World Bank di NTT dan Papua Barat diharapkan harus berkelanjutan

Rapat Koordinasi Exit Strategi Proyek Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) Coral Triangle Initiative (CTI) World Bank di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu di Kupang.ANTARA/Kornelis Kaha

Walaupun nantinya implementasi di lapangan akan berakhir pada bulan Maret 2022, tetapi kita harus menjaga keberlanjutan dari program ini,
Kupang (ANTARA) - Direktur Kelautan dan Perikanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sri Yanti mengimbau agar program Coral Triangle Initiative (CTI) World Bank di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan Raja Ampat harus berkelanjutan walau akan berakhir Maret 2022.

"Walaupun nantinya implementasi di lapangan akan berakhir pada bulan Maret 2022, tetapi kita harus menjaga keberlanjutan dari program ini," katanya di Kupang, Rabu (15/12).

Hal ini disampaikan Sri Yanti saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Exit Strategi Proyek Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) Coral Triangle Initiative (CTI) World Bank di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu di Kupang.

Ia mengatakan bahwa keberlanjutan dari program ini juga bertujuan untuk menjaga apa saja yang sudah dibangun selama dua tahun terakhir oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) bersama Bappenas.

Untuk itu tambah dia, perlu adanya jaminan dan perhatian terkait dengan proses transfer aset, transfer pengetahuan, dan keberlanjutan kegiatan yang memerlukan pendampingan setelah proyek selesai dan harus melibatkan banyak pihak.

Untuk diketahui COREMAP merupakan proyek jangka panjang yang didesain dalam tiga tahapan yaitu COREMAP Tahap I (1998-2004),COREMAP Tahap II (2004-2011), dan COREMAP yang merupakan tahap ketiga yang mulai sejak 2014.

Berdasarkan pada RPJMN tahun 2020-2024, terdapat program prioritas yang menjadi dasar pelaksanaan Coremap-CTI berupa program prioritas satu yakni peningkatan pengelolaan kemaritiman dan program prioritas perikanan dan kelautan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Baca juga: TNP laut sawu penyumbang terbesar kawasan konservasi Perairan di Indonesia
Baca juga: Terumbu karang Taman Nasional Laut Sawu rusak akibat seroja


Lebih lanjut Sri menambahkan bahwa Bappenas menyiapkan kondisi sebagai enabler untuk membangun wadah partisipatif lintas sektor serta membuat model inovasi pembangunan yang menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian ekosistem melalui implementasi program COREMAP-CTI.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam COREMAP-CTI oleh Kementerian PPN/ Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) meliputi penguatan kelompok masyarakat pengawas di target kawasan konservasi, implementasi rencana aksi Pengelolaan zona pesisir terpadu, implementasi rencana aksi nasional untuk jenis prioritas di target kawasan konservasi.

Lebih lanjut Sri menambahkan bahwa Bappenas bersama dengan Pemerintah NTT melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sudah sepakat agar semua pendanaan yang dari publik bisa dialihkan untuk kelanjutan dari program itu.

"Jadi agar ketergantungan kita kepada proyek ini tidak terjadi.Artinya bahwa kita tidak berharap pada proyek itu saja. Itu yang saya katakan berkelanjutan tadi walaupun program dari CTI World Bank berakhir," ujar dia.

Sementara itu Kadis Kelautan dan Perikanan George Hadjon mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh ICCTF dan Bappenas dalam menjaga laut di NTT.

Menuurt dia Gubernur NTT Viktor Laiskodat memiliki komitmen kuat untuk memelihara TNP Sawu agar masyarakat di sekitarnya merasakan dampak ekonominya dan ikut merawat lingkungannya.

"Kita harapkan ke depannya ada penelitian agar ada wisata menonton ikan paus sehingga menjadi suatu wisata yang menarik minat banyak wisatawan," kata dia.