Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi mengimbau masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur agar mewaspadai cuaca ekstrem di puncak musim hujan.
"Saat ini wilayah NTT berada pada puncak musim hujan dengan kelembapan udara yang cukup tinggi serta labilitas lokal yang kuat sehingga potensi pertumbuhan awan hujan (konvektif) masih aktif," katanya di Kupang, Kamis, (27/1).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan cuaca di wilayah NTT serta potensi bencana yang perlu diwaspadai.
Agung menjelaskan, kondisi cuaca yang ada dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan ringan hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Potensi cuaca ini diperkirakan berlangsung selama 27-29 Januari yang tersebar di 22 kabupaten/kota se-NTT.
Agung mengimbau masyarakat agar mewaspadai potnei dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir, rob (banjir di wilayah pesisir) tanah longsor, pohon tumbang, dan sambaran petir.
"Masyarakat harus mengurangi aktivitas di luar rumah saat terjadi cuaca ekstrem, selain itu juga selalu siaga dan mengamankan diri serta barang-barang atau dokumen yang penting," katanya.
Agung menyarankan bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat langsung menghubung pihaknya yang membuka pelayanan informasi selama 24 jam.
Masyarakat, kata dia dapat memanfaatkan sejumlah kanal komunikasi yang disiapkan yaitu nomor kontak (0380)881613 atau whatsapp 081139404264.
Selain itu bisa melalui website: meteoeltari.com; email: met_kupang@yahoo.com, maupun aplikasi mobile apps INFO BMKG.
Baca juga: Gelombang laut hingga empat meter landa wilayah selatan NTT
Baca juga: BMKG peringatkan waspada potensi hujan lebat
BMKG : Warga NTT waspadai cuaca ekstrim di puncak musim hujan
Ilustrasi - Hujan yang mengguyur wilayah Kota Kupang, NTT. ANTARA/Aloysius Lewokeda
...Saat ini wilayah NTT berada pada puncak musim hujan dengan kelembapan udara yang cukup tinggi serta labilitas lokal yang kuat sehingga potensi pertumbuhan awan hujan (konvektif) masih aktif
