Pemprov NTT kesulitan kendalikan harga telur ayam

id Telur Ayam

Pemprov NTT kesulitan kendalikan harga telur ayam

Seorang pedagang telur ayam menunjukkan telur ayam ras yang dijual di pasar Naikoten Kupang, Rabu (11/7) dengan harga Rp60.000/rak berisi 30 butir. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengaku kesulitan mengendalikan harga telur ayam yang hingga saat ini masih berada pada posisi Rp60.000 per rak.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengaku kesulitan mengendalikan harga telur ayam yang hingga saat ini masih berada pada posisi Rp60.000 per rak.

"Kami kesulitan mengendalikan harga telur di pasar saat ini. Hal ini karena kenaikan harga telur terjadi pada tingkat produsen yang lokasinya ada di Surabaya, Jawa Timur," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan NTT Kirenius Tallo kepada wartawan di Kupang, Kamis (19/7).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan harga telur ayam yang dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami kenaikan, yang justru sampai pada saat ini bertahan pada harga Rp60.000 per rak yang isinya 30 butir.

Ditemui di pasar Naikoten Kota Kupang, Markus pedagang telur ayam mengaku bahwa sebelumnya pada akhir Juni harga telur ayam di daerah itu hanya mencapai Rp55.000 per rak.

Namun memasuki bulan Juli, harga telur ayam di pasar tradisional mulai beranjak naik menjadi Rp58.000 per rak, dan memasuki tanggal belasan kenaikan harga telur mencapai Rp60.000 per rak dan bertahan hingga saat ini.

Baca juga: Harga telur ayam di Kupang naik

"Tetapi walaupun harganya naik, permintaan telur terus meningkat," katanya dan menambahkan kesulitan dalam menekan kenaikan harga telur ayam itu karena saat dipasok ke NTT kondisinya memang sudah mengalami kenaikan harga.

Ia menambahkan seharusnya NTT memiliki pengusaha-pengusaha telur sehingga pasokan telur tidak berasal dari daerah lain.

"Jika kondisinya seperti ini, mau bagaimana lagi. Sebab selama ini banyak barang kebutuhan pokok untuk NTT di datangkan dari Surabaya dan daerah lainnya," tambahnya.

Tallo menambahkan masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu tidak perlu resah, karena menurutnya kenaikan telur ayam itu tidak akan berlangsung lama.

Baca juga: Harga telur ayam sudah tembus Rp60.000/rak