Manfaatkan FABA, PLN geliatkan pertumbuhan UMKM di Pulau Flores

id UMKM Ende,UMKM NTT,pemanfaatan FABA,FABA PLTU,UMKM olah FABA,PLN NTT,NTT,Ende

Manfaatkan FABA, PLN geliatkan pertumbuhan UMKM di Pulau Flores

Usaha produksi bata interlock dari hasil pengelolaan material abu sisa pembakaran di PLTU atau Fly Ash Buttom Ash (FABA) di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT. (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)

Produk batako berbasis FABA ini menghemat penggunaan material konvensional seperti pasir dan semen
Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menggeliatkan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Ende, Pulau Flores, lewat pemanfaatan material abu sisa pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau Fly Ash Bottom Ash (FABA).

"Kehadiran PLN untuk pemberdayaan ekonomi UMKM masyarakat dengan memanfaatkan FABA merupakan salah satu solusi untuk membantu pemerintah mencapai target-target tujuan pembangunan berkelanjutan," kata General Manager PLN UIW NTT Agustinus Jatmiko ketika dihubungi di Kupang, Senin (21/3/2022).

PLN hadir mendorong pertumbuhan UMKM di Ende melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Anamamo Sedagadi yang menjalankan usaha UMKM produksi bata interlock yang diolah dari FABA PLTU setempat.

Bata interlock yang diproduksi, kata Jatmiko, disalurkan untuk mendukung pembangunan di masyarakat seperti rumah ibadah maupun untuk program bedah rumah masyarakat miskin.

"Produk batako berbasis FABA ini menghemat penggunaan material konvensional seperti pasir dan semen," katanya.

Jatmiko mendorong agar UMKM bisa dibangun di banyak tempat di Kabupaten Ende sehingga bisa berdampak lebih luas bagi masyarakat berupa penciptaan lapangan kerja.

"Melalui UMKM yang ada, PLN hadir mendukung pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan kemandirian dan kemajuan ekonomi masyarakat Ende," katanya.

Sementara itu Pembina KSM Anamamo Sedagadi Piet Heronimus Djata, menjelaskan usaha produksi batako berbasis FABA yang dijalankan kelompok setempat telah menyerap sebanyak 10 orang tenaga kerja dari Desa Nanganesa.

"Warga yang ikut bekerja kini bisa menikmati pendapatan mereka untuk kebutuhan keluarga termasuk pendidikan anak-anak mereka," kata Piet Heronimus Djata.

Melalui pemanfaatan FABA, maka biaya produksi batako menurun 60-70 persen dari sebelumnya menggunakan bahan baku pasir dan semen.

Piet Heronimus berharap kemitraan dengan PLN terus berkelanjutan untuk mengarahkan, mendampingi, membimbing UMKM setempat hingga mencapai kemandirian usaha ekonomi.

Baca juga: Artikel - Pemanfaatan FABA di Flores dorong inovasi energi di Indonesia

Baca juga: Uskup Ende puji PLN manfaatkan FABA bangun rumah warga miskin