Bupati Nagekeo dorong orang muda pertahankan produk lokal

id Nagekeo, NTT, parade nyiru, ndora, budaya lokal, produk lokal

Bupati Nagekeo dorong orang muda pertahankan produk lokal

Parade 200 Nyiru dan Eksibisi Dho Dhenga (tumbuk padi), Tepi Sea (tapis beras), Esu, dan Kose diselenggarakan di Ndora, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo, NTT, Sabtu (9/7/2022) (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Kita ingin orang muda bisa didampingi dan dibina dengan lengkap baik secara rohani maupun jasmani...
Labuan Bajo (ANTARA) -
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do mendorong anak muda agar mempertahankan produk lokal sebagai bentuk produk budaya untuk pengembangan pariwisata Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

"Kultur atau budaya dan produk lokal kita harus diangkat kembali. Kita terutama orang muda harus bangkit mempertahankan kembali tradisi dan produk lokal," kata Bupati Don dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Sabtu.

Dia mengemukakan hal itu pada acara parade 200 Nyiru dan Eksibisi Dho Dhenga (tumbuk padi), Tepi Sea (tapis beras), Esu, dan Kose diselenggarakan di Ndora, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo.

Kegiatan literasi itu melibatkan 300 orang muda untuk mengangkat kembali budaya Ndora yang dimulai dengan parade nyiru.

Usai parade, acara dilanjutkan dengan eksibisi tumbuk padi menggunakan alat tradisional (lesung dan alu) lalu masak (esu) menggunakan periuk tanah dan kose (menggunakan bambu).

Bupati Don mengatakan produk budaya telah masuk dalam RPJMD Pertanian dan Pariwisata. Kultur budaya harus diperkaya agar bisa dibuat dalam paket wisata.

Oleh karena itu, Bupati Don mendorong agar orang muda bangkit kembali untuk mempertahankan kembali tradisi dan produk lokal seperti nyiru.

"Kita ingin orang muda bisa didampingi dan dibina dengan lengkap baik secara rohani maupun jasmani," kata dia.

Bupati Don menjelaskan bahwa parade 200 nyiru itu merupakan upaya yang luar biasa untuk menunjukkan identitas orang Ndora sebagai orang Nagekeo.

Baca juga: BPOLBF apresiasi keterlibatan kaum milenial perkenalkan budaya Manggarai

"Penting sekali untuk kita menemukan ini, untuk kita dari turunan yang sama. Cerita ini harus diulang-diulang. Diulang saat kita berkumpul maka terjadi ritual," ucap Bupati Don.

Baca juga: BPOLBF dukung kearifan lokal Mabar lewat bantuan alat budaya

"Yang pertama ialah cerita dan kedua ialah ritual. Lalu kita panen apa? Panen pengorbanan. Pengorbanan itu bagaimana kita bisa kembali menganyam nyiru, bikin periuk tanah. Semua ini harus dilakukan secara berulang-ulang," kata Bupati menegaskan.