Kupang (ANTARA News NTT) - Pengamat ekonomi Dr James Adam mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur agar bisa membuat kartu tahunan (annual pass) bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Taman Nasional Komodo (TNK) dengan perhitungan yang rasional.
"Saya usul satu ide menarik, sebaiknya Pemprov NTT bisa membuat kartu tahunan (annual pass) bagi wisatawan dengan perhitungan yang rasional, yakni minimum lima kali berkunjung ke TNK dalam setahun," kata Konsultan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi itu kepada Antara di Kupang, Selasa (18/12).
Usul kartu tahunan itu, berkaitan dengan polemik seputar rencana kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar 500 dolar AS untuk setiap wisatawan asing, dan 100 dolar AS untuk wisnu serta 50.000 dolar AS untuk setiap kapal yang berlabuh di kawasan TNK.
Menurut dia, tiket kartu tahunan ini bisa dijual kepada orang perorangan, atau grup tur lewat agen perjalanan atau lembaga terkait.
Dia mengatakan, dengan cara ini, pemerintah daerah sudah bisa mengetahui berapa perkiraan pemasukan dalam setahun yang bisa masuk ke kas daerah.
"Tentu biaya dalam annual pass tidak termasuk extra cost setiap kali berkunjung seperti penginapan, biaya makan minum, tip bagi pemandu wisata dan sebagaianya," katanya.
Baca juga: James Adam: Komodo memang istimewa
Baca juga: NTT tak khawatir kunjungan ke TNK menurun
"Ini kan berkaitan dengan target penerimaan untuk daerah yang semakin lebih konkrit, yang sudah bisa diketahui terlebih dahulu," ujarnya.
Dia menambahkan, walaupun ada kartu tahunan, tetapi tiket masuk secara manual tetap disiapkan sebelum masuk lokasi TNK bagi pengunjung yang insidentil atau temporer.
"Jadi ada tiket masuk ke Taman Nasional Komodo yang bisa digunakan selama satu tahun, tetapi tiket untuk masuk TNK juga tetap harus disiapkan untuk mengunjung yang hanya sekali-sekali ke TNK," kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Artha Wacana Kupang itu.
Komodo (varanus komodoensis) di Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
"Saya usul satu ide menarik, sebaiknya Pemprov NTT bisa membuat kartu tahunan (annual pass) bagi wisatawan dengan perhitungan yang rasional, yakni minimum lima kali berkunjung ke TNK dalam setahun," kata Konsultan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi itu kepada Antara di Kupang, Selasa (18/12).
Usul kartu tahunan itu, berkaitan dengan polemik seputar rencana kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar 500 dolar AS untuk setiap wisatawan asing, dan 100 dolar AS untuk wisnu serta 50.000 dolar AS untuk setiap kapal yang berlabuh di kawasan TNK.
Menurut dia, tiket kartu tahunan ini bisa dijual kepada orang perorangan, atau grup tur lewat agen perjalanan atau lembaga terkait.
Dia mengatakan, dengan cara ini, pemerintah daerah sudah bisa mengetahui berapa perkiraan pemasukan dalam setahun yang bisa masuk ke kas daerah.
"Tentu biaya dalam annual pass tidak termasuk extra cost setiap kali berkunjung seperti penginapan, biaya makan minum, tip bagi pemandu wisata dan sebagaianya," katanya.
Baca juga: James Adam: Komodo memang istimewa
Baca juga: NTT tak khawatir kunjungan ke TNK menurun
"Ini kan berkaitan dengan target penerimaan untuk daerah yang semakin lebih konkrit, yang sudah bisa diketahui terlebih dahulu," ujarnya.
Dia menambahkan, walaupun ada kartu tahunan, tetapi tiket masuk secara manual tetap disiapkan sebelum masuk lokasi TNK bagi pengunjung yang insidentil atau temporer.
"Jadi ada tiket masuk ke Taman Nasional Komodo yang bisa digunakan selama satu tahun, tetapi tiket untuk masuk TNK juga tetap harus disiapkan untuk mengunjung yang hanya sekali-sekali ke TNK," kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Artha Wacana Kupang itu.