Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata (Formapp) Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur Rafael Todowela mengakui bahwa sudah puluhan paket wisata ke Taman Nasional Komodo (TNK) yang dipesan wisatawan asing dibatalkan pascawacana kenaikan tarif masuk ke objek wisata tersebut.
"Hingga tanggal 14 November 2018, sudah 20 paket wisata yang dipesan wisatawan asing ke TNK terpaksa dibatalkan setelah pemerintah mengumumkan rencana kenaikan tarif masuk ke TNK," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/12).
Ia menambahkan sampai saat ini, pembatalan paket wisata ke TNK terus berlanjut, dan sebagai pelaku wisata, pihaknya merasa sangat dirugikan dengan kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang berencana menaikkan tarif masuk ke TNK tersebut.
Gubernur Laiskodat berencana menaikkan tarif masuk ke TNK sebesar 500 dolar AS/wisman, 100 dolar AS/wisnu dan 50.000 dolar AS per setiap kapal pesiar yang berlabuh di kawasan TNK tersebut.
"Kami sangat merasakan dampaknya (rugi) dengan kebijakan tersebut, terutama para pelaku wisata di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. Kebijakan Gubernur NTT sangat tidak populer karena hanya akan membunuh para pelaku wisata setempat," ujarnya.
Rafael Todowela yang juga pelaku wisata yang menyediakan jasa pemandu (guide) itu mengatakan untuk hari ini, Rabu (19/12), telah menerima enam email pembatalan paket wisata ke TNK dari wisatawan asing dengan nilai sekitar Rp20 juta.
Baca juga: Formapp: Kenaikan tarif masuk ke TNK rugikan pelaku wisata
Menurutnya, semua pelaku wisata yang beroperasi di Labuan Bajo dan TNK terkena dampak kerugian akibat wacana kenaikan tarif masuk ke TNK yang digulirkan pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Pelaku-pelaku wisata yang merasa dirugikan itu antara lain penyedia diving, kapal, perhotelan, transportasi darat, pedagang souvenir, sanggar seni, hingga masyarakat nelayan maupun petani setempat yang menjadi pemasok pangan.
"Semua aspek pendukung layanan wisata yang sudah kami siapkan untuk tamu-tamu asing, akhirnya tidak dapat diapa-apakan hanya karena kunjungan dibatalkan," katanya.
Ia mengatakan, wisatawan asing membatalkan paket wisata tersebut dengan alasan tarif masuk yang sangat mahal.
Meskipun baru sekadar wacana, namun wisatawan asing menilai wacana yang disampaikan pihak pemerintah tersebut kemungkinan besar bisa terealisasi dalam waktu dekat.
"Mereka bilang...dari pada saya bayar 500 dolar AS ke Komodo, mendingan ke Bali, ke Hanoi, Vitenam, ke Thailand, yang jauh lebih murah," katanya.
Baca juga: Perlu Kartu Tahunan bagi wisatawan yang masuk ke TN Komodo
Atas kondisi ini, lajutnya, Formapp Manggarai Barat berharap Gubernur NTT Viktor Bungtilu Lasikodat menarik kembali wacana kenaikan tarif masuk ke TNK yang sudah tersebar luas ke berbagai negara.
"Kalau pun ke depan ini dinaikkan tentu harus melalui kajian mendalam dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tidak serta merta kita menaikkan tarif ini tanpa adanya suatu studi atau kajian mendalam," ujarnya.
Rafael Todowela menilai rencana pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo itu telah membunuh usaha para pelaku wisata di Labuan Bajo dan TNK, sehingga perlu ditinjau kembali dengan melakukan sebuah studi dan kajian mendalam, sebelum menaikkan tarif tersebut secara permanen.
Baca juga: James Adam: Komodo memang istimewa
"Hingga tanggal 14 November 2018, sudah 20 paket wisata yang dipesan wisatawan asing ke TNK terpaksa dibatalkan setelah pemerintah mengumumkan rencana kenaikan tarif masuk ke TNK," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/12).
Ia menambahkan sampai saat ini, pembatalan paket wisata ke TNK terus berlanjut, dan sebagai pelaku wisata, pihaknya merasa sangat dirugikan dengan kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang berencana menaikkan tarif masuk ke TNK tersebut.
Gubernur Laiskodat berencana menaikkan tarif masuk ke TNK sebesar 500 dolar AS/wisman, 100 dolar AS/wisnu dan 50.000 dolar AS per setiap kapal pesiar yang berlabuh di kawasan TNK tersebut.
"Kami sangat merasakan dampaknya (rugi) dengan kebijakan tersebut, terutama para pelaku wisata di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. Kebijakan Gubernur NTT sangat tidak populer karena hanya akan membunuh para pelaku wisata setempat," ujarnya.
Rafael Todowela yang juga pelaku wisata yang menyediakan jasa pemandu (guide) itu mengatakan untuk hari ini, Rabu (19/12), telah menerima enam email pembatalan paket wisata ke TNK dari wisatawan asing dengan nilai sekitar Rp20 juta.
Baca juga: Formapp: Kenaikan tarif masuk ke TNK rugikan pelaku wisata
Menurutnya, semua pelaku wisata yang beroperasi di Labuan Bajo dan TNK terkena dampak kerugian akibat wacana kenaikan tarif masuk ke TNK yang digulirkan pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Pelaku-pelaku wisata yang merasa dirugikan itu antara lain penyedia diving, kapal, perhotelan, transportasi darat, pedagang souvenir, sanggar seni, hingga masyarakat nelayan maupun petani setempat yang menjadi pemasok pangan.
"Semua aspek pendukung layanan wisata yang sudah kami siapkan untuk tamu-tamu asing, akhirnya tidak dapat diapa-apakan hanya karena kunjungan dibatalkan," katanya.
Ia mengatakan, wisatawan asing membatalkan paket wisata tersebut dengan alasan tarif masuk yang sangat mahal.
Meskipun baru sekadar wacana, namun wisatawan asing menilai wacana yang disampaikan pihak pemerintah tersebut kemungkinan besar bisa terealisasi dalam waktu dekat.
"Mereka bilang...dari pada saya bayar 500 dolar AS ke Komodo, mendingan ke Bali, ke Hanoi, Vitenam, ke Thailand, yang jauh lebih murah," katanya.
Baca juga: Perlu Kartu Tahunan bagi wisatawan yang masuk ke TN Komodo
Atas kondisi ini, lajutnya, Formapp Manggarai Barat berharap Gubernur NTT Viktor Bungtilu Lasikodat menarik kembali wacana kenaikan tarif masuk ke TNK yang sudah tersebar luas ke berbagai negara.
"Kalau pun ke depan ini dinaikkan tentu harus melalui kajian mendalam dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tidak serta merta kita menaikkan tarif ini tanpa adanya suatu studi atau kajian mendalam," ujarnya.
Rafael Todowela menilai rencana pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo itu telah membunuh usaha para pelaku wisata di Labuan Bajo dan TNK, sehingga perlu ditinjau kembali dengan melakukan sebuah studi dan kajian mendalam, sebelum menaikkan tarif tersebut secara permanen.
Baca juga: James Adam: Komodo memang istimewa