Kupang (ANTARA News NTT) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera menempatkan satu unit kapal penampung ikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mendukung program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).
"Kapal penampung ikan itu merupakan hasil penyitaan Kejaksaan di Aceh untuk mendukung program SLIN di wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Maluku dan Papua," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Sabtu (9/2).
Dia menjelaskan rencana penempatan kapal penampung ikan tersebut telah disampaikan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam pertemuan bersama Gubernur NTT VIktor Bungtilu Laiskodat, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Ganef mengatakan kapal penampung ikan berbobot 600 GT tersebut akan diserahkan kepada PT Perindo, sedangkan pengelolaannya bekerja sama dengan PT Flobamor, sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik pemerintah Provinsi NTT.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menambahkan kapal penampung ikan tersebut akan digunakan menampung hasil tangkapan para nelayan di wilayah Indonesia bagian timur.
Ganef mengatakan kapal penampung ikan tersebut akan dioperasikan secara berpindah-pindah (mobile) ke pulau-pulau terpencil yang selama ini belum memiliki tempat penyimpanan ikan, untuk kemudian dipasok ke wilayah-wilayah yang kekurangan ikan seperti NTT, Maluku dan Papua.
Ia menambahkan kapasitas penampung kapal tersebut cukup besar dan dilengkapi pula dengan fasilitas pembekuan ikan di dalamnya sehingga bisa membantu nelayan dalam memasarkan hasil tangkapannya secara optimal.
Baca juga: Panen budidaya ikan di Mulut Seribu pada Juni 2019
Baca juga: Mulut Seribu lokasi sempurna untuk budidaya ikan
"Kapal penampung ikan itu merupakan hasil penyitaan Kejaksaan di Aceh untuk mendukung program SLIN di wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Maluku dan Papua," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Sabtu (9/2).
Dia menjelaskan rencana penempatan kapal penampung ikan tersebut telah disampaikan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam pertemuan bersama Gubernur NTT VIktor Bungtilu Laiskodat, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Ganef mengatakan kapal penampung ikan berbobot 600 GT tersebut akan diserahkan kepada PT Perindo, sedangkan pengelolaannya bekerja sama dengan PT Flobamor, sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik pemerintah Provinsi NTT.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menambahkan kapal penampung ikan tersebut akan digunakan menampung hasil tangkapan para nelayan di wilayah Indonesia bagian timur.
Ganef mengatakan kapal penampung ikan tersebut akan dioperasikan secara berpindah-pindah (mobile) ke pulau-pulau terpencil yang selama ini belum memiliki tempat penyimpanan ikan, untuk kemudian dipasok ke wilayah-wilayah yang kekurangan ikan seperti NTT, Maluku dan Papua.
Ia menambahkan kapasitas penampung kapal tersebut cukup besar dan dilengkapi pula dengan fasilitas pembekuan ikan di dalamnya sehingga bisa membantu nelayan dalam memasarkan hasil tangkapannya secara optimal.
Baca juga: Panen budidaya ikan di Mulut Seribu pada Juni 2019
Baca juga: Mulut Seribu lokasi sempurna untuk budidaya ikan