Kupang (ANTARA) - Nelayan tangkap ikan cakalang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sudah memarkirkan kapal selama sebulan akibat kesulitan mendapatkan pasokan umpan untuk menangkap ikan.
"Kapal-kapal nelayan tangkap cakalang sudah parkir sekitar sebulan, sejak pertengahan Desember 2020 sampai saat ini karena tidak ada umpan," kata Muhamad Nasir, nelayan tangkap cakalang yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (27/1).
Ia mengatakan kapal-kapal nelayan pole and line yang menangkap ikan cakalang dan tuna yang berbasis di Kota Kupang sebanyak 10 kapal saat ini hanya parkir di sekitar perairan Pulau Semau.
Hal itu dikarenakan para nelayan mengalami kesulitan mendapatkan umpan berupa ikan hidup yang dipasok kapal-kapal bagan di daerah itu.
"Kalau cuaca tidak terlalu parah bagi kapal pole and line, hanya saja kapal-kapal bagan yang lebih kecil yang tidak melaut sehingga tidak ada pasokan umpan," kata pemilik sekaligus nahkoda kapal pole and line KM Nurul Hikmah itu.
Nasir memperkirakan kondisi kesulitan pasokan umpan seperti ini akan berlangsung hingga akhir Februari 2021.
Namun jika nantinya kapal-kapal bagan masih belum beroperasi karena cuaca buruk maka nelayan pole and line akan menuju ke wilayah Pulau Flores untuk bisa mendapatkan pasokan umpan.
Sementara itu koordinator nelayan di Pelabuhan Perikanan Tenau Abdul Wahab Sidin mengatakan kondisi kesulitan umpan yang dialami kapal nelayan tangkap cakalang berlangsung setiap tahun.
Baca juga: DKP NTT sebut baru 187 kapal nelayan kecil Mabar dilengkapi BPKP
Baca juga: Nelayan Alor selamatkan penyu langka
"Nelayan tidak bisa berbuat banyak karena pasokan umpan mengandalkan kapal-kapal bagan sehingga ketika tidak beroperasi maka tidak ada umpan," katanya.
Wahab Sidin mengatakan kondisi ini sangat menyulitkan perekonomian nelayan karena tidak adanya sumber pendapatan yang utama.
"Saat seperti ini nelayan hanya mengandalkan kerja serabutan saja, ada juga yang hanya menjaga kapal sambil menunggu pasokan umpan membaik," katanya.
"Kapal-kapal nelayan tangkap cakalang sudah parkir sekitar sebulan, sejak pertengahan Desember 2020 sampai saat ini karena tidak ada umpan," kata Muhamad Nasir, nelayan tangkap cakalang yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (27/1).
Ia mengatakan kapal-kapal nelayan pole and line yang menangkap ikan cakalang dan tuna yang berbasis di Kota Kupang sebanyak 10 kapal saat ini hanya parkir di sekitar perairan Pulau Semau.
Hal itu dikarenakan para nelayan mengalami kesulitan mendapatkan umpan berupa ikan hidup yang dipasok kapal-kapal bagan di daerah itu.
"Kalau cuaca tidak terlalu parah bagi kapal pole and line, hanya saja kapal-kapal bagan yang lebih kecil yang tidak melaut sehingga tidak ada pasokan umpan," kata pemilik sekaligus nahkoda kapal pole and line KM Nurul Hikmah itu.
Nasir memperkirakan kondisi kesulitan pasokan umpan seperti ini akan berlangsung hingga akhir Februari 2021.
Namun jika nantinya kapal-kapal bagan masih belum beroperasi karena cuaca buruk maka nelayan pole and line akan menuju ke wilayah Pulau Flores untuk bisa mendapatkan pasokan umpan.
Sementara itu koordinator nelayan di Pelabuhan Perikanan Tenau Abdul Wahab Sidin mengatakan kondisi kesulitan umpan yang dialami kapal nelayan tangkap cakalang berlangsung setiap tahun.
Baca juga: DKP NTT sebut baru 187 kapal nelayan kecil Mabar dilengkapi BPKP
Baca juga: Nelayan Alor selamatkan penyu langka
"Nelayan tidak bisa berbuat banyak karena pasokan umpan mengandalkan kapal-kapal bagan sehingga ketika tidak beroperasi maka tidak ada umpan," katanya.
Wahab Sidin mengatakan kondisi ini sangat menyulitkan perekonomian nelayan karena tidak adanya sumber pendapatan yang utama.
"Saat seperti ini nelayan hanya mengandalkan kerja serabutan saja, ada juga yang hanya menjaga kapal sambil menunggu pasokan umpan membaik," katanya.