Kupang (ANTARA) - Inovasi untuk Anak Indonesia yakni Program Kemitraan Pendidikan Indonesia dan Australia menggelar seminar pengembangan manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan di Nusa Tenggara Timur.
Manajer Program Inovasi Nusa Tenggara Timur, Hironimus Sugi dalam sambutannya saat membuka kegiatan seminar yang berlangsung secara virtual, Selasa, (4/5) mengatakan seminar yang diikuti 43 peserta itu sebagai salah satu upaya Inovasi untuk penyebarluasan program literasi dan numerasi di NTT.
Dia mengatakan seminar juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan terhadap pentingnya manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan di NTT yang terintegrasi dan berkelanjutan.
"Termasuk diseminasi perkembangan program pendidikan, pengembangan produk komunikasi dan manajemen kanal komunikasi," kata Hironimus Sugi.
Selain itu kata dia, mendorong komitmen dari pemerintah di provinsi berbasis kepulauan ini untuk mengembangkan manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan yang interaktif dan berkelanjutan.
Hironimus Sugi menambahkan, pengembangan manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan sangatlah penting agar berbagai kegiatan pendidikan yang dilakukan pemangku kepentingan dapat terdokumentasikan secara baik.
"Dokumen-dokumen yang baik itu diharapkan bisa dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan demi kemajuan pembangunan sektor pendidikan di NTT, sehingga sektor pendidikan di NTT bisa sejajar dengan provinsi lainnya.
Sementara itu Pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Communications (IDCOMM) dan Wakil Ketua Asosiasi Perusahan Public Relations Indonesia (APPRI), Sari Soegondo dalam pemaparan materi "Pentingnya pengelolaan pengetahuan dan informasi publik yang interaktif, terarah dan berkelanjutan untuk sektor pendidikan" mengatakan, pelaku kepentingan pendidikan harus memiliki banyak inovasi agar kegiatan pendidikan yang belum pernah dilakukan di daerah lain bisa terdokumentasi dengan baik.
"Apabila ada kegiatan pendidikan terbaru yang belum dilakukan sebelumnya maka perlu didokumentasi dengan baik, sehingga bisa menjadi sarana informasi bagi para pendidik lainnya untuk kepentingan pengembangan pendidikan di NTT,"tegasnya.
Ia mengatakan, berbagai kisah-kisah inspiratif individual yang menarik dan positif supaya dilestarikan sehingga menjadi motivasi bagi para pendidik dalam membangun sektor pendidikan.
Menurut dia, berbagai kisah-kisah inspiratif dipublikasi melalui media sosial milik sekolah seperti website sekolah atau facebook milik para guru sehingga dapat diaplikasikan di sekolah lain di daerah ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo Tiba Aloysius mengatakan, banyak kisah-kisah inspiratif dilakukan para guru di daerahnya belum diketahui publik karena terkendala jaringan telekomunikasi.
Hal itu terjadi karena belum memadainya jaringan internet sehingga banyak lembaga pendidikan belum memiliki website sekolah untuk mendokumentasikan berbagai kisah-kisah ispiratif pembangunan pendidikan yang dilakukan para guru di sekolah.
"Proses dokumentasi di sekolah-sekolah di Nagekeo dilakukan secara manual yaitu mendokumentasikan karya-karya para guru di perpustakan sekolah yang kondisinya juga belum memadai," tegasnya.
Baca juga: Sekolah dengan manajemen darurat dapat laksanakan UAS
Baca juga: Disdikbud: Tunjangan profesi guru 2020 di NTT tetap dibayarkan
Manajer Program Inovasi Nusa Tenggara Timur, Hironimus Sugi dalam sambutannya saat membuka kegiatan seminar yang berlangsung secara virtual, Selasa, (4/5) mengatakan seminar yang diikuti 43 peserta itu sebagai salah satu upaya Inovasi untuk penyebarluasan program literasi dan numerasi di NTT.
Dia mengatakan seminar juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan terhadap pentingnya manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan di NTT yang terintegrasi dan berkelanjutan.
"Termasuk diseminasi perkembangan program pendidikan, pengembangan produk komunikasi dan manajemen kanal komunikasi," kata Hironimus Sugi.
Selain itu kata dia, mendorong komitmen dari pemerintah di provinsi berbasis kepulauan ini untuk mengembangkan manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan yang interaktif dan berkelanjutan.
Hironimus Sugi menambahkan, pengembangan manajemen pengetahuan pembangunan pendidikan sangatlah penting agar berbagai kegiatan pendidikan yang dilakukan pemangku kepentingan dapat terdokumentasikan secara baik.
"Dokumen-dokumen yang baik itu diharapkan bisa dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan demi kemajuan pembangunan sektor pendidikan di NTT, sehingga sektor pendidikan di NTT bisa sejajar dengan provinsi lainnya.
Sementara itu Pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Communications (IDCOMM) dan Wakil Ketua Asosiasi Perusahan Public Relations Indonesia (APPRI), Sari Soegondo dalam pemaparan materi "Pentingnya pengelolaan pengetahuan dan informasi publik yang interaktif, terarah dan berkelanjutan untuk sektor pendidikan" mengatakan, pelaku kepentingan pendidikan harus memiliki banyak inovasi agar kegiatan pendidikan yang belum pernah dilakukan di daerah lain bisa terdokumentasi dengan baik.
"Apabila ada kegiatan pendidikan terbaru yang belum dilakukan sebelumnya maka perlu didokumentasi dengan baik, sehingga bisa menjadi sarana informasi bagi para pendidik lainnya untuk kepentingan pengembangan pendidikan di NTT,"tegasnya.
Ia mengatakan, berbagai kisah-kisah inspiratif individual yang menarik dan positif supaya dilestarikan sehingga menjadi motivasi bagi para pendidik dalam membangun sektor pendidikan.
Menurut dia, berbagai kisah-kisah inspiratif dipublikasi melalui media sosial milik sekolah seperti website sekolah atau facebook milik para guru sehingga dapat diaplikasikan di sekolah lain di daerah ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo Tiba Aloysius mengatakan, banyak kisah-kisah inspiratif dilakukan para guru di daerahnya belum diketahui publik karena terkendala jaringan telekomunikasi.
Hal itu terjadi karena belum memadainya jaringan internet sehingga banyak lembaga pendidikan belum memiliki website sekolah untuk mendokumentasikan berbagai kisah-kisah ispiratif pembangunan pendidikan yang dilakukan para guru di sekolah.
"Proses dokumentasi di sekolah-sekolah di Nagekeo dilakukan secara manual yaitu mendokumentasikan karya-karya para guru di perpustakan sekolah yang kondisinya juga belum memadai," tegasnya.
Baca juga: Sekolah dengan manajemen darurat dapat laksanakan UAS
Baca juga: Disdikbud: Tunjangan profesi guru 2020 di NTT tetap dibayarkan