Adonara (AntaraNews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya meminta masyarakat Flores Timur untuk mendukung rencana pembangunan jembatan Pancasila Palmerah, yang akan menghubungkan Pulau Flores dengan Pulau Adonara.
"Rencana pembangunan jembatan Palmerah Pancasila ini sudah diperjuangkan sejak 2015 lalu, dan saat ini sudah hampir pasti akan dibangun. Saya mengharapkan dukungan agar dalam pembangunan nantinya tidak ada permasalahan sosial, terutama di lokasi pembangunan," katanya saat berdialog dengan utusan masyarakat yang berasal dari 80 desa di PuLau Adonara, Senin (21/5).
Menurut Gubernur Lebu Raya, dirinya sudah mengundang Presiden Joko Widodo untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan Pancasila Palmerah ini pada 1 Juni 2018 atau bertepatan dengan hari lahir Pancasila.
"Saya sudah mengundang Bapa Presiden untuk menghadiri upacara hari lahir Pancasila di Ende pada 1 Juni, dan dari Ende bisa ke Maumere untuk melihat pembangunan Bendungan Napunggete sebelum melanjutkan perjalanan ke Flores Timur untuk peletakan batu pertama," katanya.
Dia berharap, pada 1 Juni itulah pembangunan jembatan Palmerah yang dilengkapi dengan turbin pembangkit listrik tenaga arus laut itu bisa dilakukan, sebelum masa jabatannya berakhir sebagai Gubernur NTT periode 2008-2013 dan 2013-2018 pada Juli 2018.
Baca juga: Gubernur undang Presiden Groundbreaking proyek palmerah
"Artinya, sebelum meletakan jabatan sebagai Gubernur NTT dua periode pada pertengahan Juli 2018, pembangunan jembatan Pancasila Palmerah sudah bisa terwujud melalui peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi," katanya.
Dia menambahkan, studi kelayakan dan perencanaan (DED) jembatan yang menghubungkan Pantai Paloh di ujung timur Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur dengan Tanah Merah di Pulau Adonara bagian barat, sudah selesai dilakukan.
Menurut dia, investor dari Tidal Bridge (Belanda) dan PT PLN Persero sudah menyepakati tarif listrik dari turbin sebesar 14 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh). "Prosesnya memang agak lama, karena ada negosiasi tarif listrik antara investor dan pemerintah Indonesia, tetapi semuanya sudah final," katanya.
Saat ini, tinggal menunggu peletakan batu pertama dari Presiden Jokowi dan investor sudah bisa mulai melakukan pembangunan di lapangan, dan berharap agar masyarakat Flores Timur mendukung sepenuhnya agar proses pembangunan jembatan sepanjang 800 meter ini tidak mengalami hambatan.
Baca juga: Menteri ESDM-Gubernur NTT Bahas Pembangunan Jembatan Palmerah
"Rencana pembangunan jembatan Palmerah Pancasila ini sudah diperjuangkan sejak 2015 lalu, dan saat ini sudah hampir pasti akan dibangun. Saya mengharapkan dukungan agar dalam pembangunan nantinya tidak ada permasalahan sosial, terutama di lokasi pembangunan," katanya saat berdialog dengan utusan masyarakat yang berasal dari 80 desa di PuLau Adonara, Senin (21/5).
Menurut Gubernur Lebu Raya, dirinya sudah mengundang Presiden Joko Widodo untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan Pancasila Palmerah ini pada 1 Juni 2018 atau bertepatan dengan hari lahir Pancasila.
"Saya sudah mengundang Bapa Presiden untuk menghadiri upacara hari lahir Pancasila di Ende pada 1 Juni, dan dari Ende bisa ke Maumere untuk melihat pembangunan Bendungan Napunggete sebelum melanjutkan perjalanan ke Flores Timur untuk peletakan batu pertama," katanya.
Dia berharap, pada 1 Juni itulah pembangunan jembatan Palmerah yang dilengkapi dengan turbin pembangkit listrik tenaga arus laut itu bisa dilakukan, sebelum masa jabatannya berakhir sebagai Gubernur NTT periode 2008-2013 dan 2013-2018 pada Juli 2018.
Baca juga: Gubernur undang Presiden Groundbreaking proyek palmerah
"Artinya, sebelum meletakan jabatan sebagai Gubernur NTT dua periode pada pertengahan Juli 2018, pembangunan jembatan Pancasila Palmerah sudah bisa terwujud melalui peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi," katanya.
Dia menambahkan, studi kelayakan dan perencanaan (DED) jembatan yang menghubungkan Pantai Paloh di ujung timur Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur dengan Tanah Merah di Pulau Adonara bagian barat, sudah selesai dilakukan.
Menurut dia, investor dari Tidal Bridge (Belanda) dan PT PLN Persero sudah menyepakati tarif listrik dari turbin sebesar 14 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh). "Prosesnya memang agak lama, karena ada negosiasi tarif listrik antara investor dan pemerintah Indonesia, tetapi semuanya sudah final," katanya.
Saat ini, tinggal menunggu peletakan batu pertama dari Presiden Jokowi dan investor sudah bisa mulai melakukan pembangunan di lapangan, dan berharap agar masyarakat Flores Timur mendukung sepenuhnya agar proses pembangunan jembatan sepanjang 800 meter ini tidak mengalami hambatan.
Baca juga: Menteri ESDM-Gubernur NTT Bahas Pembangunan Jembatan Palmerah