Bajawa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada Nusa Tenggara Timur (NTT) memanfaatkan potensi bambu yang ada pada 10 kecamatan di wilayah tersebut untuk kepentingan rakyat desa.
"Dari 12 kecamatan di Ngada, ada 10 kecamatan yang punya potensi bambu. Hampir 100 desa dari 135 desa di Ngada," kata Bupati Ngada Andreas Paru di Bajawa, Sabtu, (5/3).
Dalam rangka tindak lanjut pengembangan tata kelola dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) bambu dan jasa lingkungan yang telah terbangun di Kabupaten Ngada dan mendorong pelaksanaan program pengembangan bambu yang terintegrasi, Andreas mengarahkan pemerintah desa untuk memanfaatkan semua potensi desa untuk kepentingan rakyat desa. Bahkan, dana desa bisa digunakan untuk pengembangan potensi bambu di desa.
Pemkab Ngada pun membangun kolaborasi dengan berbagai pihak baik kementerian/lembaga maupun swasta untuk mendukung pemanfaatan bambu dalam menggerakkan perekonomian. Dia menekankan agar tidak adanya ego sektoral yang ditunjukkan dalam kerja-kerja kolaborasi itu.
Andreas mengatakan, bambu sering kali dibiarkan hidup begitu saja karena tidak dimanfaatkan dengan baik. Namun, berkat dukungan banyak pihak baik pemerintah maupun swasta, bambu menjadi komoditi non kayu yang sangat potensial dan memiliki nilai ekonomi.
Oleh karena itu, Pemkab Ngada akan merespon berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah pusat dan provinsi yang akan bermuara pada peningkatan ekonomi keluarga.
Sehari sebelumnya, Bupati Ngada melakukan kunjungan lapangan ke Kampus Bambu Turetogo di Ngada yang dikembangkan oleh Yayasan Bambu Lestari.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, diskusi terkait pengembangan dan pemanfaatan potensi bambu terjadi antara kementerian/lembaga dan sesama pemerintah daerah dari Kabupaten Nagekeo dan Ende.
Ketua Tim Penggerak PKK Julie Sutrisno Laiskodat yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan dukungan PKK NTT terhadap pemanfaatan bambu pada tujuh kabupaten di NTT.
Tim PKK NTT memang tengah berfokus melakukan pengembangan bambu guna mendukung para perempuan di NTT. Sekiranya mereka telah melakukan penyemaian bambu yang ada pada tujuh kabupaten di NTT dan akan membantu mama-mama dalam meningkatkan kesejahteraan warga yang peduli pada lingkungan khususnya bambu.
Tim PKK Provinsi NTT bergerak bersama dengan bantuan anggaran dari Pemprov NTT dan dukungan ilmu dari Yayasan Bambu Lestari yang fokus pada pengembangan bambu. Julie ingin menunjukkan bahwa perempuan juga turut terlibat dalam membantu perekonomian sekaligus melestarikan hutan bambu yang ada.
Baca juga: Imigrasi Labuan Bajo amankan WN Filipina di Kabupaten Ngada
Baca juga: Kabupaten Ngada sebut tiga kasus meninggal dunia akibat DBD
"Dari 12 kecamatan di Ngada, ada 10 kecamatan yang punya potensi bambu. Hampir 100 desa dari 135 desa di Ngada," kata Bupati Ngada Andreas Paru di Bajawa, Sabtu, (5/3).
Dalam rangka tindak lanjut pengembangan tata kelola dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) bambu dan jasa lingkungan yang telah terbangun di Kabupaten Ngada dan mendorong pelaksanaan program pengembangan bambu yang terintegrasi, Andreas mengarahkan pemerintah desa untuk memanfaatkan semua potensi desa untuk kepentingan rakyat desa. Bahkan, dana desa bisa digunakan untuk pengembangan potensi bambu di desa.
Pemkab Ngada pun membangun kolaborasi dengan berbagai pihak baik kementerian/lembaga maupun swasta untuk mendukung pemanfaatan bambu dalam menggerakkan perekonomian. Dia menekankan agar tidak adanya ego sektoral yang ditunjukkan dalam kerja-kerja kolaborasi itu.
Andreas mengatakan, bambu sering kali dibiarkan hidup begitu saja karena tidak dimanfaatkan dengan baik. Namun, berkat dukungan banyak pihak baik pemerintah maupun swasta, bambu menjadi komoditi non kayu yang sangat potensial dan memiliki nilai ekonomi.
Oleh karena itu, Pemkab Ngada akan merespon berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah pusat dan provinsi yang akan bermuara pada peningkatan ekonomi keluarga.
Sehari sebelumnya, Bupati Ngada melakukan kunjungan lapangan ke Kampus Bambu Turetogo di Ngada yang dikembangkan oleh Yayasan Bambu Lestari.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, diskusi terkait pengembangan dan pemanfaatan potensi bambu terjadi antara kementerian/lembaga dan sesama pemerintah daerah dari Kabupaten Nagekeo dan Ende.
Ketua Tim Penggerak PKK Julie Sutrisno Laiskodat yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan dukungan PKK NTT terhadap pemanfaatan bambu pada tujuh kabupaten di NTT.
Tim PKK NTT memang tengah berfokus melakukan pengembangan bambu guna mendukung para perempuan di NTT. Sekiranya mereka telah melakukan penyemaian bambu yang ada pada tujuh kabupaten di NTT dan akan membantu mama-mama dalam meningkatkan kesejahteraan warga yang peduli pada lingkungan khususnya bambu.
Tim PKK Provinsi NTT bergerak bersama dengan bantuan anggaran dari Pemprov NTT dan dukungan ilmu dari Yayasan Bambu Lestari yang fokus pada pengembangan bambu. Julie ingin menunjukkan bahwa perempuan juga turut terlibat dalam membantu perekonomian sekaligus melestarikan hutan bambu yang ada.
Baca juga: Imigrasi Labuan Bajo amankan WN Filipina di Kabupaten Ngada
Baca juga: Kabupaten Ngada sebut tiga kasus meninggal dunia akibat DBD