Kupang (AntaraNews NTT) - Otoritas PT (Persero) ASDP Indonesia Ferry menyatakan rencana kehadiran KMP Komodo di Labuan Bajo untuk mendukung pengembangan pariwisata di ujung barat Pulau Flores itu, bukan untuk mematikan usaha pelayaran rakyat serta kapal wisata setempat.
"Kehadiran KM Komodo merupakan amanat dari pemerintah untuk mendukung pengembangan salah satu destinasi wisata nasional di ujung barat Pulau Flores itu," kata Sekretaris PT (Persero) ASDP Indonesia Ferry Imelda Alini kepada Antara saat dihububgi dari Kupang, Sabtu (13/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan ada penolakan dari beberapa LSM serta organisasi di Labuan Bajo yang menilai bahwa kehadiran KMP Komodo itu akan mengganggu serta membunuh usaha kapal wisata dan ekosistem satwa Komodo.
Imelda menjelaskan rencana kehadiran KMP Komodo di Labuan Bajo adalah atas permintaan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk menyediakan aksesibilitas sarana transportasi wisata laut yang aman dan terjangkau.
ASDP, sebagai salah satu BUMN yang memiliki peran dalam membangun negeri, kata dia, menyambut baik amanat tersebut sebagai salah satu bentuk kontribusi ASDP dalam memajukan pariwisata Indonesia, di luar dari tujuan bisnis semata.
KMP Komodo yang memiliki kapasitas 80 orang dengan kecepatan maksimal 9 knot/jam ini, rencananya akan menjadi bagian dari komunitas penyedia kapal yang telah hadir sebelumnya di Labuan Bajo, yang secara bersama-sama melalui kolaborasi akan menyediakan transportasi yang memadai bagi wisatawan.
Baca juga: Kapal wisata milik ASDP akan segera beroperasi
Mengacu kepada Data Kementerian Pariwisata, target sasaran pembangunan pariwisata Indonesia di tahun 2019 mencapai 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 275 juta kunjungan wisatawan nusantara.
Tidak hanya itu, KMP Komodo akan secara rutin membuat program edukasi bahari kepada siswa sekolah, memberikan pelatihan satefy basic training kepada para pemilik kapal wisata lokal, dan kegiatan lainnya sebagai wujud tanggung jawab sosial ASDP bagi masyarakat sekitar Labuan Bajo.
"ASDP ingin tumbuh bersama masyarakat dimana ASDP beroperasi, bukan untuk membunuh usaha pelayaran rayat setempat," tuturnya.
Dengan misi dan peran yang diemban ini, ASDP tentu saja membutuhkan dukungan semua pihak terutama pemerintah daerah, komunitas kapal daerah, pelaku bisnis wisata, serta masyarakat Labuan Bajo.
Baca juga: ASDP siapkan kapal khusus untuk wisatawan
"Kehadiran KM Komodo merupakan amanat dari pemerintah untuk mendukung pengembangan salah satu destinasi wisata nasional di ujung barat Pulau Flores itu," kata Sekretaris PT (Persero) ASDP Indonesia Ferry Imelda Alini kepada Antara saat dihububgi dari Kupang, Sabtu (13/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan ada penolakan dari beberapa LSM serta organisasi di Labuan Bajo yang menilai bahwa kehadiran KMP Komodo itu akan mengganggu serta membunuh usaha kapal wisata dan ekosistem satwa Komodo.
Imelda menjelaskan rencana kehadiran KMP Komodo di Labuan Bajo adalah atas permintaan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk menyediakan aksesibilitas sarana transportasi wisata laut yang aman dan terjangkau.
ASDP, sebagai salah satu BUMN yang memiliki peran dalam membangun negeri, kata dia, menyambut baik amanat tersebut sebagai salah satu bentuk kontribusi ASDP dalam memajukan pariwisata Indonesia, di luar dari tujuan bisnis semata.
KMP Komodo yang memiliki kapasitas 80 orang dengan kecepatan maksimal 9 knot/jam ini, rencananya akan menjadi bagian dari komunitas penyedia kapal yang telah hadir sebelumnya di Labuan Bajo, yang secara bersama-sama melalui kolaborasi akan menyediakan transportasi yang memadai bagi wisatawan.
Baca juga: Kapal wisata milik ASDP akan segera beroperasi
Mengacu kepada Data Kementerian Pariwisata, target sasaran pembangunan pariwisata Indonesia di tahun 2019 mencapai 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 275 juta kunjungan wisatawan nusantara.
Tidak hanya itu, KMP Komodo akan secara rutin membuat program edukasi bahari kepada siswa sekolah, memberikan pelatihan satefy basic training kepada para pemilik kapal wisata lokal, dan kegiatan lainnya sebagai wujud tanggung jawab sosial ASDP bagi masyarakat sekitar Labuan Bajo.
"ASDP ingin tumbuh bersama masyarakat dimana ASDP beroperasi, bukan untuk membunuh usaha pelayaran rayat setempat," tuturnya.
Dengan misi dan peran yang diemban ini, ASDP tentu saja membutuhkan dukungan semua pihak terutama pemerintah daerah, komunitas kapal daerah, pelaku bisnis wisata, serta masyarakat Labuan Bajo.
Baca juga: ASDP siapkan kapal khusus untuk wisatawan