Persiapan musim hujan di NTT

id bmkg

Persiapan musim hujan di NTT

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo

"Masa peralihan musim yang terjadi, menyebabkan adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang menjulang tinggi seperti awan cumulonimbus yang cukup sering terjadi di beberapa wilayah di NTT,".
Kupang, (AntaraNews NTT) - Dalam beberapa pekan terakhir ini, sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat.

Pada dasarian II November 2018, secara umum wilayah NTT mempunyai total curah hujan dengan kriteria rendah, yaitu berkisar antara 0 – 50 mm. 

Kondisi ini bisa terus berlangsung hingga mengalami peningkatan jumlah curah hujan dalam beberapa bulan ke depan. 

Hal ini didukung dengan adanya data yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan awan hujan di atas wilayah Indonesia, khususnya Provinsi NTT.

Masa peralihan musim yang terjadi, menyebabkan adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang menjulang tinggi seperti awan cumulonimbus yang cukup sering terjadi di beberapa wilayah di NTT.

Kondisi ini berpeluang dalam meningkatkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. 

Seperti peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 November 2018, hujan yang berasal dari awan cumulonimbus menyebabkan bencana tanah longsor di Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo hingga merenggut tiga korban yang merupakan warga setempat. 

Peristiwa serupa terjadi kembali pada tanggal 18 November 2018 di wilayah Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat diterpa angin kencang yang menyebabkan puluhan rumah rusak.

Monitoring HTH atau Hari Tanpa Hujan berturut-turut dasarian II November 2018 Provinsi NTT menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah  mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria pendek 1 hingga 5 hari. 

Namun terdapat beberapa wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria kekeringan ekstrem terjadi lebih dari 60 hari berturut-turut meliputi, Kabupaten Nagekeo sekitar Danga, Kabupaten Sumba Timur sekitar Melolo, Temu/Kanatang, Kawangu, dan Rambangaru, Kabupaten Sabu Raijua sekitar Daieko, serta Kabupaten Malaka sekitar Biudukfoho.

Menurut BMKG, awal musim hujan terjadi apabila jumlah curah hujan yang terjadi selama satu dasarian sepuluh harian lebih dari atau sama dengan 50 mm dengan diikuti dua dasarian dua puluh harian berturut-turut setelahnya. 

Berdasarkan informasi prakirawan stasiun klimatologi Kupang, wilayah NTT secara umum akan memasuki musim hujan pada bulan Desember dasarian II tanggal 11-20 Desember namun untuk wilayah Manggarai sudah memasuki musim hujan sejak bulan November dasarian I. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Kupang, awal musim hujan untuk wilayah NTT bervariasi antara awal bulan Desember hingga akhir bulan Desember kecuali wilayah Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada bagian utara dimana wilayah tersebut sejak akhir Oktober sudah memasuki musim hujan. 

BMKG juga menghimbau  kepada masyarakat untuk tetap siaga dalam menghadapi bencana hidrometeorologi atau segala peristiwa yang kemungkinan akan terjadi di Provinsi NTT antara lain genangan air, jalan licin, banjir, angin kencang, tanah longsor. 

Dengan berbagai teknologi dan sumber daya manusia yang ada, BMKG akan selalu berusaha untuk memberikan berbagai pelayanan informasi secara cepat, tepat, akurat, luas jangkauanya, dan mudah dipahami. 

Untuk itu, Masyarakat dihimbau untuk memantau perkembangan atau pemutakhiran kondisi terkini di kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat, untuk mengetahui informasi terbaru seputar cuaca dan iklim di Provinsi NTT, dan perlu di ketahui bahwa cuaca sifatnya dimanis perubahannya sangat cepat dari waktu ke waktu.

Penulis adalah Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang.