Kenaikan tarif TNK untuk menjaga kelestarian Komodo

id Komodo

Kenaikan tarif TNK untuk menjaga kelestarian Komodo

Tim patroli Taman Nasional Komodo (TNK) menangkap kapal nelayan yang menggunakan pukat cincin di sekitar perairan Gilimotang pada 30 Oktober 2018. (ANTARA Foto/dok)

"Saya sepakat dengan rencana kenaikan tarif masuk ke TNK. Rencana ini semata-mata untuk menjaga kelestarian habitat satwa Komodo itu sendiri," kata Yohanes Rumat.
Kupang (ANTARA News NTT) - Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur dari F-PKB Yohanes Rumat mendukung rencana pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat yang akan menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK), sebagai salah satu cara untuk menjaga kelestarian satwa Komodo.

"Saya sepakat dengan rencana kenaikan tarif masuk ke TNK. Rencana ini semata-mata untuk menjaga kelestarian habitat satwa Komodo itu sendiri," kata Yohanes Rumat kepada Antara di Kupang, Kamis (29/11).

Ia mengatakan hal itu menanggapi recana pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang akan menerapkan tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar 500 dolar AS bagi setiap pengunjung.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebelumnya menegaskan pemerintahannya akan ikut mengelolah kawasan wisata Komodo agar objek wisata itu bisa memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah.

Salah satu rencana pengelolaan tersebut yakni dengan menaikkan tarif masuk maupun tarif kapal yang berlabuh di perairan TNK akan dikenakan biaya sebesar 50.000 dolar AS.

Yohanes menilai rencana kenaikan tarif itu tidak hanya mempertimbangkan untung dan rugi pengelolaan objek wisata tersebut, melainkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kelestarian Komodo sebagai satu-satunya binatang purba raksasa di dunia saat ini.

Baca juga: Tiket masuk ke TNK direncanakan 500 dolar/orang

Ia mencontohkan, jumlah kunjungan saat ini sebanyak 100 orang akan sama dengan kunjungan satu orang pada waktunya.

"Sementara dampak terhadap satwa Komodo antara yang 100 orang akan jauh berbeda dengan hanya satu orang saja," kata Wakil Ketua Asita NTT itu.

Ia mengatakan masih banyak pandangan publik yang menilai bahwa objek wisata TNK sama dengan kebun-kebun binatang pada umumnya di Indonesia.

Padahal, lanjutnya, TNK ini berbeda dengan lainnya karena merupakan binatang langka dan hanya ada satu-satunya di dunia sehingga ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders).

Ia mengatakan recana kenaikan tarif masuk ke TNK itu pasti menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat, namun pada prinsipnya apa yang dilakukan pemerintah demi menjaga kelestarian satwa purba raksasa itu.

"Tentu kita tidak mau jika Komodo hanya tinggal kenangan, sehingga bagaimana pun harus dipikirkan jangka panjangnya mengenai dampak keberlangsungan hidup satwa purba tersebut," katanya.

Baca juga: Gubernur berkomitmen ikut kelola wisata Komodo