Kupang (ANTARA) - Harga cabai rawit pedagang di pasar-pasar tradisional Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur menembus Rp140.000 hingga Rp150.000/kg dari sebelumnya hanya Rp60.000/kg.
"Harga cabai mulai naik lagi karena pasokan cabai dari luar daerah penghasil cabai sangat sedikit, sehingga memicu kenaikan harga cabai rawit di pasar-pasar Kota Kupang," kata Yustus Baoet.
Pedagang cabai dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, mengatakan harga cabai rawit yang dijual para pedagang selalu tidak stabil karena tergantung pasokan cabai dari daerah penghasil cabai seperti Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Malaka.
Dia mengatakan sejak harga cabai mulai naik, banyak konsumen yang tidak bisa membeli cabai karena harga terlampau mahal.
Sementara itu tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kota Kupang bersama Bulog Nusa Tenggara Timur mulai melakukan operasi pasar murah bahan pokok termasuk cabai keriting dan cabai rawit sebagai upaya menekan kenaikan harga.
Dalam kegiatan operasi pasar murah yang berlangsung 13-19 Maret 2023 itu harga cabai keriting dijual dengan harga Rp60.000/kg sedangkan cabai rawit dijual dengan harga Rp65.000/kg.
Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh mengatakan operasi pasar dilakukan sebagai upaya pemerintah menekan inflasi daerah.
"Kami berharap dengan dilakukan operasi pasar murah kebutuhan pokok termasuk cabai bisa menekan kenaikan harga cabai yang cukup signifikan di Kota Kupang," kata George Melkianus Hadjoh.
Ia mengatakan warga Kota Kupang harus bisa menanam tanaman cabai di rumah masing-masing untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehingga tidak perlu membeli ke pasar apabila terjadi kenaikan harga cabai seperti yang terjadi saat ini.
Baca juga: Masyarakat Kupang kesulitan dapat beras Bulog
Baca juga: Harga cabai di Kota Kupang turun menjadi Rp60 ribu/kg