PLN pasok listrik petani jagung dan pepaya di Sumba Timur

id listrik untuk pertanian,program electrifying argiculture,listrik ntt,listrik untuk petani,petani sumba timur,pln ntt,ntt

PLN pasok listrik petani jagung dan pepaya di Sumba Timur

Seorang petani Marthen Manu berjalan di lahan pertanian yang memproduksi jagung dan pepaya dengan dukungan pompa air bertenaga listrik di Kelurahan Maihau, Kabupaten Sumba Timur, NTT. ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT.

Mudah-mudahan dengan adanya pertanian jagung manis dan pepaya di Mauhau ini yang telah merasakan manfaat Program Electrifying Agriculture PLN menginspirasi petani-petani lain di Pulau Sumba...
Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memasok listrik bagi petani jagung dan pepaya guna mendukung produksi tanaman tersebut di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba.

"Dengan adanya pasokan listrik PLN, petani bisa memanfaatkan pompa air bertenaga listrik dan tidak lagi menggunakan mesin yang berbahan bakar minyak sehingga lebih efektif dan efisien," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra dalam keterangan yang diterima di Kupang, NTT, Jumat, (7/7/2023).

Ia menjelaskan pasokan listrik disalurkan untuk petani di Kelurahan Mauhau, Kecamatan Kambera, yang memproduksi jagung manis dan pepaya pada lahan sekitar 500 meter persegi.

Sindu Putra mengatakan pasokan listrik itu dihadirkan melalui Program Electrifying Agriculture untuk membantu kegiatan pertanian.

Ia mengatakan kehadiran program itu telah disambut dengan antusias oleh para petani sehingga ia berharap bisa dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Mudah-mudahan dengan adanya pertanian jagung manis dan pepaya di Mauhau ini yang telah merasakan manfaat Program Electrifying Agriculture PLN menginspirasi petani-petani lain di Pulau Sumba," katanya.

Sementara itu, Marthen Manu, petani jagung dan pepaya yang memanfaatkan program itu mengatakan pasokan listrik untuk mesin pompa air berdampak pada efisiensi biaya produksi pertanian.

Ia menjelaskan ketika menggunakan mesin pompa air yang berbahan bakar minyak menghabiskan biaya mencapai Rp700.000/bulan untuk empat kali panen dalam setahun, sedangkan dengan menggunakan pompa listrik membutuhkan biaya sekitar Rp450.000-Rp500.000.

Baca juga: PLN pulihkan sistem kelistrikan setelah gempa di Bantul

"Jadi pengeluaran untuk biaya produksi bisa ditekan sehingga keuntungan yang kami dapat dari hasil panen juga lebih besar," katanya.

Baca juga: PLN pastikan pasokan listrik memadai dukung pabrik gula di Sumba

Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan PLN tersebut serta berharap semakin banyak petani lain di daerah setempat yang bisa menikmati manfaat dari program tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan.