Artikel - Ukraina dan perang menegaskan identitas nasional
Bagi Ukraina sendiri, deportasi paksa anak-anak bangsanya adalah bagian dari upaya menghilangkan akar Ukraina sejak dini...
Untuk itu, Ukraina melihat upaya mereka melawan Rusia tak lagi hanya soal kedaulatan dan integritas teritorial, namun juga tentang perjuangan menegakkan eksistensi dan melawan apa yang disebut sejumlah kalangan di Ukraina sebagai rekolonisasi oleh Rusia.
Salah satu sifat kolonialisme adalah kecenderungan menghilangkan identitas masyarakat wilayah yang diduduki sehingga tak memiliki perekat untuk menyatukan perlawanan menentang penguasa kolonial.
Hal itu sepertinya dirasakan Ukraina tengah menimpa mereka saat ini, sampai kemudian perang Ukraina-Rusia sudah dipandang sebagai perang identitas nasional.
"Perang ini sudah menjadi perang jati diri," kata Direktur Museum Nasional Sejarah Ukraina, Yuriy Savchuk, kepada AFP.
Salah satu akibat dari pencarian identitas ini adalah hasrat melepas ikatan budaya dengan negara yang dianggap mengolonisasi mereka. Dalam konteks Ukraina, adalah derusifikasi.
Derusifikasi adalah upaya melawan rusifikasi, sedangkan rusifikasi adalah proses asimilasi budaya di mana warga non-Rusia, entah secara sukarela atau tidak, menyatukan diri dalam budaya dan bahasa yang sejalan dengan yang ada di Rusia.
Derusifikasi kian agresif dilakukan Ukraina, salah satunya dengan memusnahkan monumen dan patung tokoh-tokoh Rusia, termasuk patung sastrawan besar Rusia, Alexander Pushkin, yang dalam puisinya berjudul "Poltava" dianggap menjelek-jelekkan seorang tokoh bangsa Ukraina.
Ukraina juga mengganti nama beberapa jalan yang dinamai dari tokoh-tokoh Rusia, termasuk nama pujangga-pujangga besar, seperti Nikolai Gogol, Anton Chekhov, dan Mikhail Lermontov.
Nama sastrawan Leo Tolstoy juga dicopot dari stasiun kereta api bawah tanah Kiev yang kini dinamai Ploshcha Ukrainskykh Heroiv atau "Lapangan Pahlawan Ukraina".
Serangan militer Rusia terhadap Ukraina didasari penolakan Rusia terhadap identitas Ukraina, sungguh membuat Ukraina menjadi makin bernafsu menguatkan jati diri nasionalnya.
Saking kuatnya keinginan itu, kini banyak orang Ukraina yang mengenakan segala hal yang berkaitan dengan kekhasan Ukraina yang dulu tak begitu mereka pedulikan.
Rusofobia
Salah satu sifat kolonialisme adalah kecenderungan menghilangkan identitas masyarakat wilayah yang diduduki sehingga tak memiliki perekat untuk menyatukan perlawanan menentang penguasa kolonial.
Hal itu sepertinya dirasakan Ukraina tengah menimpa mereka saat ini, sampai kemudian perang Ukraina-Rusia sudah dipandang sebagai perang identitas nasional.
"Perang ini sudah menjadi perang jati diri," kata Direktur Museum Nasional Sejarah Ukraina, Yuriy Savchuk, kepada AFP.
Salah satu akibat dari pencarian identitas ini adalah hasrat melepas ikatan budaya dengan negara yang dianggap mengolonisasi mereka. Dalam konteks Ukraina, adalah derusifikasi.
Derusifikasi adalah upaya melawan rusifikasi, sedangkan rusifikasi adalah proses asimilasi budaya di mana warga non-Rusia, entah secara sukarela atau tidak, menyatukan diri dalam budaya dan bahasa yang sejalan dengan yang ada di Rusia.
Derusifikasi kian agresif dilakukan Ukraina, salah satunya dengan memusnahkan monumen dan patung tokoh-tokoh Rusia, termasuk patung sastrawan besar Rusia, Alexander Pushkin, yang dalam puisinya berjudul "Poltava" dianggap menjelek-jelekkan seorang tokoh bangsa Ukraina.
Ukraina juga mengganti nama beberapa jalan yang dinamai dari tokoh-tokoh Rusia, termasuk nama pujangga-pujangga besar, seperti Nikolai Gogol, Anton Chekhov, dan Mikhail Lermontov.
Nama sastrawan Leo Tolstoy juga dicopot dari stasiun kereta api bawah tanah Kiev yang kini dinamai Ploshcha Ukrainskykh Heroiv atau "Lapangan Pahlawan Ukraina".
Serangan militer Rusia terhadap Ukraina didasari penolakan Rusia terhadap identitas Ukraina, sungguh membuat Ukraina menjadi makin bernafsu menguatkan jati diri nasionalnya.
Saking kuatnya keinginan itu, kini banyak orang Ukraina yang mengenakan segala hal yang berkaitan dengan kekhasan Ukraina yang dulu tak begitu mereka pedulikan.
Rusofobia