Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Timur menyebutkan pertumbuhan ekonomi NTT pada 2024 lebih tinggi dari 2023, yaitu pada rentang 2,74 hingga 3,54 persen "cumulative to cumulative" (ctc).
"Pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi NTT mencapai 2,58 hingga 3,38 persen ctc," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Provinsi NTT, Senin, (15/1/2025).
Agus Sistyo yang baru menjabat menggantikan pejabat sebelumnya itu menjelaskan bahwa peningkatan tersebut sejalan dengan akselerasi aktivitas ekonomi masyarakat pada tahun politik.
Di samping itu juga program pemerintah seperti upaya peningkatan produksi beras, ekosistem pola kemitraan komoditas utama seperti jagung, sapi dan rumput laut, Proyek Strategis Nasional (PSN) serta pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pihaknya optimis angka itu bisa tercapai tahun 2024 karena ada beberapa faktor pendorong yang menunjang pertumbuhan ekonomi di provinsi berbasis kepulauan itu.
Beberapa faktor itu itu seperti dari sektor pertanian, mulai dari perluasan Program Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah seluas 15 ribu hektare (ha), Kabupaten Belu seluar 5 ribu ha serta Bena seluas 7,2 ha.
Di samping itu juga optimalisasi pemanfaatan Bendungan Napun Gete, Raknamo dan Rotiklot, pengembangan ekosistem peternakan dan rumput laut dengan pola kemitraan, upaya ekstensifikasi dan intensifikasi hortikultura oleh pemerintah daerah di tengah kondisi yang lebih kering.
Dari sisi Sektor Perdagangan, meningkatnya mobilitas masyarakat pasca perubahan status pandemi menjadi endemi COVID-19 di tengah persiapan tahun politik, berlanjutnya kebijakan pelonggaran ketentuan uang muka KKB/PKB dan LTV dari BI 2023.
Baca juga: BI : Peredaran uang Nataru di NTT mencapai Rp1,5 triliun
Kemudian di sektor Akomodasi Makan dan Minum (Akmamin), perhelatan ASEAN Summit 2023 di Labuan Bajo dan meningkatnya mobilitas pasca-penetapan status endemi COVID-19 di tengah penyelenggaraan kegiatan strategis secara luring.
Baca juga: IHK tiga kota di NTT alami inflasi sebesar 0,39 persen
Baca juga: BI sebut pengguna QRIS di NTT tambah 103 ribu orang
Sementara itu dari sektor Konstruksi, penyelesaian pembangunan Perpres 116, percepatan pengembangan Tanamori di Labuan Bajo untuk mendukung event Asean Summit, penyelesaian bendungan Temef di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan nilai proyek sebesar Rp2,6 triliun dan berlanjutnya pembangunan PSN bendungan Manikin di Kabupaten Kupang dan Mbay Kabupaten Nagakeo.
BI catat pertumbuhan ekonomi NTT 2024 di rentang 2,74-3,54 persen
...Pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi NTT mencapai 2,58 hingga 3,38 persen ctc, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Provinsi NTT, Senin, (15/1/2025)