Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong seluruh pihak untuk melakukan berbagai riset soal sel punca atau stem cell guna mengembangkan pengetahuan teknologi kesehatan di Indonesia.
Dorongan tersebut diwujudkan dengan pemberian insentif, pendanaan, dan memfasilitasi dengan regulasi yang mendukung inovasi teknologi dalam rangka kemandirian bahan baku, baik untuk diagnosa penyakit, alat kesehatan, vaksin, dan obat, sebagai salah satu fokus riset dalam Prioritas Riset Nasiomal (PRN) 2020-2024.
"PRN 2020-2024 diarahkan terutama untuk mendukung agenda prioritas Nawa Cita ketiga yaitu 'meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, yang dititikberatkan pada pemenuhan layanan dasar, misalnya pemerataan layanan pendidikan berkualitas dan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta," kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti melalui keterangan di Jakarta, Senin, (15/7/2024).
Indi mengungkapkan saat ini perkembangan teknologi sel punca dan turunannya dilaporkan telah memberikan dampak signifikan pengobatan yang baik untuk berbagai penyakit regeneratif.
Ia menjelaskan terapi sel punca dilakukan dengan melibatkan transplantasi sel manusia untuk menggantikan atau memperbaiki jaringan yang rusak dan memodulasi mekanisme yang mendasari permulaan dan perkembangan penyakit dalam tubuh.
Saat ini, lanjut Indi, teknologi pengobatan dengan sel punca melalui rekayasa jaringan, yang dibarengi dengan kemajuan dalam teknologi gen editing telah mendukung remodeling sel punca secara ex vivo, yang ditumbuhkan menjadi organoid 3D dan struktur jaringan.
Hal ini, kata dia, membuat pengobatan regeneratif memiliki potensi yang sangat besar untuk berbagai penyakit dengan kebutuhan klinis yang belum terpenuhi, meliputi terapi sel dan gen serta aplikasi rekayasa jaringan.
"Tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap terapi berbasis sel ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah uji klinis yang sedang berlangsung dan direncanakan di seluruh dunia. Meskipun tingkat keberhasilan peralihan dari laboratorium ke klinik relatif lambat, ekspektasi, optimisme terhadap bidang ini tetap besar," ujar Indi.
Oleh sebab itu, kata dia, BRIN sebagai lembaga riset pemerintah membuka berbagai macam skema pendanaan untuk riset terkait teknologi yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan, termasuk pengembangan sel punca yang digunakan dalam bidang kedokteran/kesehatan.
Penggunaan sel punca dan produknya, lanjut Indi, diharapkan dapat bermanfaat untuk tujuan promotif, preventif, skrining, penegakan diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan jangka panjang.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pendeteksi kanker secara dini
Baca juga: BRIN sarankan ekspor nikel dibatasi antara 30-40 persen
Baca juga: BRIN bilang kebijakan ekstrem diperlukan wujudkan swasembada kedelai
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN dorong riset sel punca guna kembangkan teknologi kesehatan RI
BRIN dorong riset sel punca kembangkan kesehatan di Indonesia
...Tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap terapi berbasis sel ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah uji klinis yang sedang berlangsung dan direncanakan di seluruh dunia. Meskipun tingkat keberhasilan peralihan dari laboratorium ke klinik relatif l