Meskipun kemitraan mereka begitu ikonik, kedua pemain ini tidak langsung berpasangan. Dengan usia mereka yang terlampau tiga tahun, Hendra mengawali kiprahnya lebih dulu.
Hendra mengenang perjalanan pertamanya di turnamen bulu tangkis internasional dimulai di ibu kota. Awal 2000-an, kata dia. Sementara Ahsan, memulai kariernya pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Junior pada 2005, yang saat itu juga digelar di Jakarta.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk berprestasi dengan pasangan yang berbeda. Pada 2003, Hendra membuat debutnya bersama Markis Kido, yang berlangsung hampir satu dekade.
Dalam periode itu, keduanya telah mengoleksi gelar tertinggi dari berbagai turnamen bergengsi dunia, termasuk juara dunia pada 2007 dan Olimpiade Beijing satu tahun setelahnya.
Hendra dan Ahsan memang debut sebagai pasangan pada akhir tahun 2012, tapi keduanya sudah pernah berpasangan pada 2009 di semifinal Piala Sudirman. Ahsan menggantikan Kido yang saat itu mengalami cedera.
Setelah berpisah dengan Kido, Hendra dan Ahsan menjalani debut mereka sebagai pasangan pada Denmark Open 2012 dan finis sebagai semifinalis.
Satu tahun setelahnya, Hendra/Ahsan memenangkan titel pertama mereka sebagai pasangan pada Malaysia Open. Mereka kemudian mengoleksi gelar juara pada lima turnamen beruntun, diikuti dengan gelar juara dunia dan ganda putra nomor satu dunia pada tahun yang sama.
Duo itu semakin menunjukkan kualitas terbaik mereka pada tahun-tahun setelahnya, meskipun sempat juga dipecah. Mereka memenangkan medali emas Asian Games pada 2014, juara dunia pada 2015 dan 2019, hingga mengantarkan tim putra Indonesia membawa pulang Piala Thomas pada 2020.
Di tengah waktu yang terus berjalan dan usia yang terus bertambah, Hendra/Ahsan — yang kemudian dijuluki The Daddies — masih terus kompetitif menghadapi para pesaing lama dan baru.
Kerja keras dan konsistensi mereka mengantarkan keduanya lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, menyusul junior mereka yang dominan saat itu, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan menumbangkan junior mereka yang tengah naik daun, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Mereka melangkah hingga babak semifinal, tapi tidak dapat menuntaskannya dengan medali di Tokyo. “Kami berdua belum pernah dapat medali Olimpiade (bersama-sama). Sudah mencoba, tapi belum dikasih,” kata Hendra.
Meskipun tinggal selangkah lagi untuk meraih medali Olimpiade sebagai sebuah duo, Hendra/Ahsan tetap berkompetisi dan berprestasi di tahun-tahun berikutnya, termasuk menjadi runner-up All England 2022 dan 2023, serta runner up BWF World Tour Finals 2023.
Pada 2024, prestasi terbaik The Daddies adalah mencapai final Australia Open.
Kehadiran mereka di tahun-tahun ini pun menjadi warna yang begitu menghangatkan bagi dunia bulu tangkis. Kalau kata penggemar, di setiap era, selalu ada The Daddies.
Dan, pada awal tahun 2025 di Jakarta, era itu resmi berakhir.
Determinasi yang terus menginspirasi