Sinode GMIT Gelar Pastoral Politik Pasangan Calon

id Sinode

Sinode GMIT Gelar Pastoral Politik Pasangan Calon

David Pandie, anggota Tim Pastoral Politik Sinode GMIT Kupang

"Gereja memiliki tanggung jawab menyediakan pemimpin yang lebih berintegritas, beretika dan memiliki komitmen untuk mensejahterakan seluruh warga di daerah ini," kata David Pandie.

Kupang (Antara NTT) - Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) menggelar pastoral politik bagi dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Kupang untuk memastikan pelaksanaan pilkada serentak 2017 ini bisa berjalan aman dan damai.

"Gereja memiliki tanggung jawab menyediakan pemimpin yang lebih berintegritas, beretika dan memiliki komitmen untuk mensejahterakan seluruh warga di daerah ini," kata Anggota Tim Pastoral Politik Sinode GMIT David Pandie saat membuka kegiatan Pastoral Politik dua pasangan calaon di Kupang, Senin.

Menurut David, GMIT sebagai bagian dari komponen bangsa memiliki tangung jawab dalam pembangunan politik dan demokrasi. Dan salah satunya adalah pelaksanaan pemilhan kepala daerah yang sedang berproses di Kota Kupang ini.

"Karena itu dibuatlah percakapan pastoral ini," katanya. Gereja dalam hal GMIT kata David memandang penting melakukan hal ini untuk kepentingan pembangunan demokrasi di daerah ini yang lebih baik.

Kegiatan itu menghadirkan sejumlah tokoh masing-masing Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Fred Benu, Jusuf Kuahaty, Pdt AA Yewangoe, Ketua Sinode GMIT Pdt Mery Kolimon dan duabpasangan calon masing-masing Jefri Riwu Kore-Hermanus Man dan Jonas Salean-Nikolauas Fransiskus.

Rektor Undana Kupang Prof Dr Fred Benu pada kesempatan itu memberikan pesan kepada dua pasangan calon untuk bisa berkompetisi dengan sehat agar kedaimaian tetap terjaga di daerah ini, demi pencapaian kesejahteraan dan martabat manusia di daerah ini.

Proses politik kata dia telah menggiring setiap individu pada kepentingan yang tentu akan berbeda satu dengan yang lainnya.

Namun begitu diharap tetap menjaga martabat dan proses yang lebih manusiawi agar tujuan kesejahteraan yang menjadi tujuan pelaksanaan proses politik ini bisa terwujud.

Kota Kupang kata Prof Fred telah menjadi rumah besar bagi keberagaman suku, agama, ras dan golongan sehingga haruas tetap dijaga. "Jangan karena proses pilkada ini lantas kita ubah seluruh tatanan yang sudah ada," katanya berharap.

Dalam konteks ekonomi, Prof Fred meminta pasangan terpilih nanti untuk membangun komunikasi dengan daerah tetangga untuk mengentas kemiskinan dengn mempersiapkan sumber daya kaum marginal untuk bisa bersaing dalam peralihan kesempatan kerja dari pertanian ke aektor jasa dan perdagangan.

"Dan ini butuh komitmen pemimpin yang terpilih nantinya," katanya. Ketua Pastoral Politik Sinode GMIT Jusuf Kuahati mengatakan bahwa politik kristiani harus berlandaskan etika yang bermartabat. Hal itu menunjuk kepada kepemimpinan Yesus Kristus.

"Jadilah wali kota dan wakil wali kota yang melayani, memberi dan bisa adil untuk semua tanpa pandang status sosial, suku, agama dan ras," katanya berpesan.

Sementara Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt Mery Kolimon meminta para calon yang akan terpilih untuk nantinya bisa menuntaskan sejumlah persoalan sosial ekonomi kemasyarakat yang kasat mata sudah dialami daerah ini.

Sejumlah persoalan kemasyarakatan itu antara lain, air bersih, pekerja anak, perdagangan orang dan persoalan lingkungan hidup.

"Sejumlah hal ini telah menjadi potret persoalan yang harus menjadi komitmen wali kota dan wakil wali kota terpilih nantinya," kata Pdt Mery Kolimon.

Pilkada serentak Kota Kupang diikuti dua pasangan calon maaing-masing Jefri Riwu Kore-Hermanus Man dan Jonas Salean-Nikolaus Fransiskus.