100 pekerja sudah terserap di sektor pertambakan garam

id Garam

100 pekerja sudah terserap di sektor pertambakan garam

General Manager Opersional PT Inti Daya Kencana (IDK), Johanes Tarigan, sebagai pihak investor pembangunan tambak garam di Kabupaten Malaka, Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda).

Pembangunan tambak garam di Kabupaten Malaka, NTT sudah menyerap sekitar 100 tenaga kerja lokal, kata General Manager Operasional PT Inti Daya Kencana (IDK) Johanes Tarigan.
Malaka, NTT (ANTARA) - "Pembangunan tambak garam di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur sudah menyerap sekitar 100 tenaga kerja lokal," kata General Manager Operasional PT Inti Daya Kencana (IDK) Johanes Tarigan.

"Ada 100 orang yang sudah bekerja untuk tambak garam ini dengan penghasilan rata-rata setiap orang Rp1,8 juta per bulan," kata salah seorang pejabat PT IDK kepada pers di Betun, ibu kota Kabupaten Malaka, Kamis (28/3).

Para pekerja lokal itu, menurut dia, bekerja di tambak garam seluas 36 hektare yang ada di Desa Rabasa, Kecamatan Malaka Barat, serta lahan seluas 268 hektare yang sedang dipersiapkan menjadi tambak di Kecamatan Wewiku.

"Saat ini, ketika produksi belum kami jalan dan sempat terhenti, juga mereka tetap digaji secara utuh karena itu bentuk tanggung jawab perusahaan," katanya.

Johanes mengatakan perusahaan berencana membangun 2.500 lahan tambak garam dan akan membutuhkan lebih banyak tenaga lokal untuk mendukung operasinya.

Saat ini, ia melanjutkan, perusahaan masih menyiapkan pembangunan lebih banyak lahan garam, termasuk melakukan pembebasan lahan dan mengurus analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

"Sampai sekarang lahan yang sudah dibebaskan sekitar 1.100 dan sementara proses pengerjaan pada dua titik lahan sehingga kalau ke depan semua dikerjakan maka tenaga kerja yang terserap lebih banyak lagi," katanya.

Johanes mengatakan selain menyerap pekerja lokal perusahaannya juga akan berkontribusi bagi pembangunan dan pendapatan asli daerah setempat.

Perusahaan, ia melanjutkan, juga berencana mendukung pengembangan produk unggulan daerah, termasuk penanaman sorgum.

"Selain itu juga ada buah mangrove yang untuk jenis seperti di daerah ini bisa menghasilkan pewarna alam. Potensi-potensi ini ke depan bisa kami bantu kembangkan dengan dana program sosial kami," katanya.

Baca juga: Masyarakat diminta tak terprovokasi soal pembangunan garam
Baca juga: 32 hektare lahan garam di Rabasa dalam proses produksi