Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena meminta aparat sipil negara (ASN) di lingkup Kantor Gubernur NTT yang baru saja selesai mengikuti retret untuk tidak membuat pelanggaran disiplin yang akan berujung pada pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
“ASN yang baru pulang retret disuruh untuk membuat komitmen. Jadi kalau melakukan pelanggaran akan ada sanksi yang diberikan, paling rendah adalah pemberhentian tidak dengan hormat,” katanya kepada wartawan di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikannya saat menutup pelaksanaan retret yang diikuti 600 pejabat struktural Pemprov NTT dengan tema "Transformasi Birokrasi Menuju NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Berkelanjutan.
Dia mengatakan para pejabat di lingkup Pemprov NTT wajib menjadi teladan untuk menerapkan budaya kerja yang disiplin.
Tak hanya pejabat, namun ASN dan para PPK juga diimbau untuk menerapkan budaya disiplin dan menjadi teladan dalam melayani masyarakat.
Menurutnya, kegiatan seperti retret memiliki nilai positif untuk memperkuat soliditas antarpegawai dan membangun semangat pelayanan publik
"Kegiatan retret ini bagus sekali untuk soliditas. Kita mau bikin pola agar maknanya dapat, tapi tidak keluarkan biaya besar," ujar Melki.
Dia juga mengatakan pelaksanaan retret tersebut juga memberikan dampak positif bagi perekonomian di Universitas Pertahanan yang ada di Kabupaten Belu.
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma menyebut retret yang digelar sangat bermanfaat bagi ASN, terutama menyatukan visi misi pimpinan daerah
"Jadi semua harus sefrekwensi dan pemahaman yang sama. Lewat retret ini, kita bangun kekompakan. Karena kalau mau kerja semua harus terpadu dan menyatu," jelasnya.
Dia menyebut, retret juga bisa meningkatkan disiplin ASN, juga menetapkan target baru, serta evaluasi program kerja untuk tahun 2026

