NTT bangun tujuh objek wisata baru

id Mulut seribu

NTT bangun tujuh objek wisata baru

Salah satu objek wisata Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang dikembangkan sebagai wisata penyanggah. (ANTARA FOTO/istimewa)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam tahun ini akan membangun tujuh objek wisata baru yang tersebar pada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam tahun ini akan membangun tujuh objek wisata baru yang tersebar pada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Ada banyak objek yang menjadi potensi pariwisata, tetapi dalam tahun 2019 ini, pemerintah fokus membangun tujuh objek," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa kepada Antara di Kupang, Senin (20/5).

Ketujuh objek wisata itu adalah Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Lamalera di Lembata, Mulut 1000 di Kabupaten Rote Ndao, Pantai Liman di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Desa Koanara di Kabupaten Ende, Wolwal di Kabupaten Alor serta Praimadita di Sumba Timur..

"Ketujuh objek  itu merupakan Top 7 Pariwisata Estate NTT tahun 2019 yang akan dibangun dengan menggunakan dana dari APBD NTT," katanya dan menambahkan selain tujuh objek wisata itu, ada 22 tujuan wisata lain yang juga akan dibangun dengan menggunakan dana lain.

"Jadi ada tujuh objek wisata yang akan kami bangun menggunakan APBD, tetapi sekurang-kurangnya ada 22 objek juga akan dibangun dengan menggunakan dana lainnya," kata Wayan.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, potensi pariwisata di NTT sangat banyak, sehingga apabila semua potensi itu bisa dikuasai dan dikembangkan maka akan sangat luar biasa.

Gubernur mengatakan, di Kabupaten Rote Ndao, ada Mulut 1000 dan di tempat itu, tempat yang paling sempurna untuk dikembangkan menjadi objek wisata sekaligus sebagai lokasi budi daya ikan.

Baca juga: ASITA NTT siap hadirkan paket wisata untuk Observatorium
Baca juga: Gunung Timau jadi destinasi wisata IPTEK