Satgas Pamtas RI-RDTL Panen Ubi

id Ubi

 Satgas Pamtas RI-RDTL Panen Ubi

Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Yonif Raider 641/Beruang, melakukan panen satu ton ubi ungu yang dikembangkan sejak pertama bertugas di wilayah perbatasan itu pada Juni 2016.

"Hasil panen ubi sekitar satu ton. Masyarakat langsung datang dan berebutan untuk mendapatkan ubi tersebut," kata Letkol Inf Wisnu Herlambang.
Kupang (Antara NTT) - Satuan Tugas Pengaman Wilayah Perbatasan RI-Republik Demokrat Timor Leste, Sektor Timur Yonif Raider 641/Beruang, melakukan panen satu ton ubi ungu yang dikembangkan sejak pertama bertugas di wilayah perbatasan itu pada Juni 2016.

"Hasil panen ubi sekitar satu ton. Saat panen masyarakat langsung datang dan berebutan untuk mendapatkan ubi tersebut," kata Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 641/Beruang Letkol Inf Wisnu Herlambang kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Kamis, (2/3).

Dia mengatakan, sejak bertugas di kawasan perbatasan itu, bertekad untuk membantu masyarakat setempat dalam masalah pertanian.

Oleh sebab itu, sejak pertama kali bertugas, Wisnu dan sejumlah personelnya sudah membantu masyarakat untuk membudidayakan ubi ungu tersebut.

Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif Raider 6/41/Beruang  akan menyelesaikan masa tugasnya pada Maret 2017.

Ia mengakui bahwa apa yang telah diberikan selama ini memang belum sepenuhnya sempurna, tetapi panen ubi ungu menunjukkan kepada masyarakat setempat bahwa dengan bekerja dan niat kuat, segala usaha akan mendapatkan hasilnya.

"Jangan dilihat hasilnya, tetapi mudah-mudahan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat perbatasan untuk bisa mengembangkan ubi ungu agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Daripada mereka harus membelinya di pasar," katanya.

Ia mengatakan saat ini budi daya ubi ungu telah dilakukan di 20 pos batas yang dijaga oleh Satgas Pamtas Sektor Timur dan semuanya telah berhasil dipanen dengan hasil yang memuaskan untuk kemudian dibagikan kepada warga sekitar pos perbatasan.

Ia menjelaskan ubi ungu cocok untuk dibudidayakan di daerah perbatasan itu, karena memang kondisi tanahnya juga cocok.

Ia juga menilai bahwa dengan kondisi tanah yang bagus, berbagai macam tanaman holtikultura cocok untuk dibudidayakan di daerah itu.

Namun, katanya, hal tersebut membutuhkan keterlibatan semua pihak untuk memberikan perhatian dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tujuannya memberdayakan masyarakat.

Wisnu mengharapkan masyarakat melanjutkan program budi daya Ubi Ungu tersebut, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup saat masa paceklik menyerang daerah itu.