Menggantungkan Asa Dari Pengobatan Gratis Oleh Yohanes Adrianus

id keterbatasan ekonomi

Nansia da Costa (56) tertatih-tatih melangkah sambil dipapah Mariano (24), cucunya, mendatangi meja periksa, untuk mendiagnosa kondisi kesehatannya.

Warga Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur itu ikut mengambil bagian bersama ratusan warga perbatasan RI-Timor Leste (RDTL) itu, dalam aksi pengobatan gratis massal yang digelar Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Yonif 312/Kala Hitam Siliwangi, di Terminal Internasional Perbatasan, Pintu Utama Batas Negara RI-RDTL Mota`ain.

Penuh senyuman, Lettu dr Arief, dari Satgas Pamtas Yonif 312/Kala Hitam, melakukan pemeriksaan terhadap warga Indonesia asal Timor-Timur sekarang Timor Leste itu.

"Ibu butuh istirahat yang cukup. Ibu kelelahan dan butuh vitamin," kata Lettu dr Arief.

Resep pun diberikan dr Arief kepada Nansia da Costa, yang memilih tetap tinggal di wilayah Indonesia karena kecintaannya terhadap NKRI.

Delsianus Taek (42), warga Dusun Seroja Desa Silawan pun ikut dalam kegiatan sosial yang sangat dibutuhkan masyarakat kecil, miskin dan termarginalkan itu.

"Jujur, kegiatan ini tak pernah terjadi, meski oleh pemerintah sekalipun terutama untuk kami yang miskin," kata Delsianus.

Menurut dia, seharusnya kegiatan seperti ini harus juga menjadi terget dan prioritas pemerintah, untuk bisa membuka kesempatan kepada masyarakat miskin khusus yang tinggal di serambi NKRI, untuk mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan.

Kualitas kesehatan, kata bapak beranak empat yang saban hari menggeluti pekerjaan sebagai petani lahan jagung itu, sangat dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas hidup sehari-hari.

Dia mengaku, pengobatan gratis yang dilakukan pemerintah, hanya diberikan kepada warga pemegang kartu Jamkesmas di puskesmas.

Dikatakannya, tidak semua warga miskin di perbatasan mendapatkan layanan kartu jaminan kesehatan masyarakat itu.

"Saya saja tidak dapat kartu Jamkesmas. Saya tidak tau bagaimana pemerintah menyalurkan kartu itu sehingga tidak semua warga miskin mendapatkan kartu tersebut," kata Delsianus.

"Hidup kami hanya bergantung dari pertanian lahan jagung, kami butuh juga layanan kesehatan yang memadai untuk bisa beraktivitas lebih baik dan bisa bertahan hidup," kata Delsianus lagi.

Apa pun alasannya, menurut Delsianus, pemerintah di setiap tingkatan harus bisa memberi perhatian khusus kepada warga di sepanjang batas negara, khusus warga miskin dan tidak mampu, dari aspek kesehatan.

Bukan tidak mungkin, kata dia, minimnya perhatian pemerintah, akan berdampak kepada tergerusnya rasa nasionalisme warga di serambi negara.

"Kecintaan kita terhadap NKRI harus juga diimbangi dengan keseriusan perhatian pemerintah dalam segala aspeknya, termasuk dalam bidang kesehatan," kata Delsianus.

Kepala Desa Silawan, Yoseph Untung, mengaku sangat memberikan apresiasi kepada gagasan dan aksi nyata melalui pengobatan gratis kepada masyarakat TNI dari Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 312/Kala Hitam tersebut.

Menurut dia, kegiatan tersebut jarang terjadi, meskipun kegiatan seperti ini menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat di batas negara, terutama warga miskin yang tak mampu mengakses kesehatan di rumah sakit karena keterbatasan ekonomi.

Layanan kesehatan, lanjut dia, menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap orang dalam mendukung setiap aktivitas hidup kesehariannya dalam mempertahankan hidup.

Dia berharap, langkah aksi ini, harus tetap dijalankan oleh TNI penjaga batas negara selanjutnya.

"Kami berharap TNI penjaga batas negara yang akan datang bisa terus melaksanakan aksi nyata sosial yang sudah dilakukan Yonif 312/Kala Hitam Siliwangi ini," kata Yoseph.



Pererat persahabatan

Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) RI-RDTL, Batalyon Infantri 312/Kala Hitam Siliwangi, Mayor Inf FX Hengki Yudha Setiawan, mengatakan, pelaksanaan pengobatan gratis masal yang dilakukan, khusus bagi warga di batas negara, selain untuk membuka akses layanan kesehatan kepada warga, tetapi juga untuk membuka hubungan kemanunggalangan TNI dan masyarakat.

Menurut dia, menjaga keamanan dan perdamaian di batas negara, merupakan tanggung jawab bersama TNI dan masyarakat.

Untuk itu, kemanunggalan TNI dan masyarakat harus terus dipupuk, dengan sejumlah aksi nyata sosial yang salah satunya dengan pengobatan gratis ini.

"Kami adalah bagian dari masyarakat, karena itu kami juga harus bisa melayani masyarakat dengan semua kemampuan yang kami miliki," kata Hengki.

Dia berharap, semua aksi nyata yang dilakukan itu, bisa memberikan sedikit pemenuhan terhadap selaksa asa warga di serambi NKRI ini, untuk bisa bertahan hidup, dalam semangat nasionalisme yang tetap tepatri di setiap sanubari warga perbatasan.