Kupang (ANTARA) - Sekitar 200 warga pesisir Kota Kupang telah mengajukan pinjaman uang dengan memanfaatkan layanan akses keuangan berbasis aplikasi financial technology (fintech).
"Nama-nama mereka yang mengajukan pinjaman lewat aplikasi fintech ini sudah tercatat semua, tinggal kami lakukan identifikasi dan verifikasi apakah layak atau tidak," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (16/11).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan pemanfaatan hadirnya layanan akses keuangan berbasis fintech untuk membantu usaha di bidang kelautan dan perikanan.
DKP NTT bekerja sama dengan Bank NTT, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan sejumlah mitra kerja telah menghadirkan layanan fintech untuk masyarakat.
Fintech, lanjut dia, pertama kali diaplikasikan dalam kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan Oeba, Kota Kupang, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Layanan fintech untuk usaha kelautan dan perikanan
Baca juga: Layanan fintech didorong untuk jangkau semua sektor unggulan
"Ketika layanan fintech ini diperkenalkan dan mulai diterapkan pertama dalam kegiatan itu, banyak antusias warga untuk mengaksesnya dengan jumlah yang kami catat sekitar 200 orang," katanya.
Menurut Ganef, layanan pinjaman berbasis aplikasi ini akan sangat membantu usaha masyarakat dengan sejumlah kemudahan di antaranya, akses yang mudah dan cepat serta tanpa jaminan dan skema pembiayaan bunga pinjaman yang rendah.
Hanya saja, jumlah pinjaman melalui aplikasi ini dibatasi dengan kisaran antara Rp500.000 hingga Rp50 juta.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu berharap hadirnya layanan akses keuangan ini bisa dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat di daerah itu, terutama yang selama ini mengeluh kesulitan mengembangkan usahanya di bidang kelautan dan perikanan.
"Aplikasi pinjaman ini akan menjangkau semua daerah di NTT, sehingga kita berharap banyak masyarakat terbantu serta usaha kelautan dan perikanan mereka bisa berkembang dan kesejahteraan mereka meningkat," katanya.
Baca juga: Transaksi pinjaman fintech sistem daring capai Rp73,7 miliar
Baca juga: Pengamat Ekonomi Apresiasi Layanan "FinTech"