Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Malaka bekerja sama dengan Yayasan Pijar Timur Indonesia (YPTI) dan dukungan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mengadakan pelatihan wirausaha sanitasi untuk masyarakat di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste itu.
Direktur YPTI Vinsensius Kia Beda saat menghubungi ANTARA di Kupang, Sabtu (16/11), mengatakan pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan terkait dengan pembuatan kloset dan mal kloset kepada semua peserta sehingga bisa mempraktikkan di desa masing-masing.
"Tujuan dari kegiatan ini tentunya agar mereka bisa mempunyai keterampilan sendiri dan dari keterampilan itu khususnya membuat kloset mereka bisa menjualnya sehingga bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan mereka," katanya.
Ia mengatakan peserta pelatihan sekitar 120 orang yang terdiri atas tukang, kader desa, kelompok air minum dan penyehatan lingkungan, serta sanitarian.
Vinse menambahkan kegiatan itu sebagai upaya mendukung pemerintah dalam merealisasikan dan mendorong tercapainya target layanan universal akses air dan sanitasi pada 2030, sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan keenam yaitu, sanitasi untuk semua.
Baca juga: Plan Indonesia bangun sarana air bersih di NTT
Baca juga: NTT apresiasi penerapan program Scild oleh Plan Indonesia
Dalam pelatihan tersebut, para peserta mendapatkan gambaran terkait dengan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), seperti stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minuman atau makanan rumah tangga, serta pengelolaan sampah rumah tangga.
STBM merupakan nasional sebagai pendekatan mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Proyek dengan nama Winner ini diinisiasi Plan Indonesia dan YPTI sebagai mitra implementasi dan bekerja sama dengan Pemkab Belu dan Malaka.
Kegiatan yang sama, kata dia, telah dilaksanakan di Kabupaten Belu selama 4-8 November 2019 di Aula Kecamatan Lasiolat dan Koramil Motabuik dengan jumlah peserta 104 orang.
Vinsen berharap, melalui kegiatan itu akan banyak tukang atau kader desa yang memiliki minat untuk membuat kloset untuk memenuhi permintaan desa masing-masing.
Dalam kesempatan itu, peserta juga mendapat kesempatan praktik memasang kloset lewat pembuatan paket jamban di beberapa rumah warga yang belum memiliki jamban keluarga.
Baca juga: Kesetaraan Gender Indonesia Meningkat
Baca juga: Plan Berdayakan 2.000 Anak Sebagai Peternak Sapi