NTT apresiasi penerapan program Scild oleh Plan Indonesia

id Plan

NTT apresiasi penerapan program Scild oleh Plan Indonesia

Kadis peternakan NTT, Dany Suhadi. (Antara Foto/ Kornelis Kaha)

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi NTT mengapresiasi program penguatan organisasi masyarakat sipil melalui rantai nilai peternakan yang inklusif di NTT (Scild) oleh Plan Indonesia karena bagian dari mendukung program pemprov yang ingin menggerakkan kaum mudanya membangun desa.

"Jadi sejujurnya kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Plan yang sudah membuat program ini, di saat kami sedang mencari patnership," kata Kadis Peternakan NTT Dany Suhadi kepada wartawan di Kupang, Selasa (27/8).

Program Scild adalah program yang dikembangkan oleh Plan Indonesia dengan bantuan dana dari Uni Eropa dengan memberdayakan 2.000 anak muda di lima kabupaten di NTT untuk menjadi peternak, baik untuk ternak sapi, ayam, serta babi. Dari 2.000 anak tersebut ada sekitar 65 persen atau 1.300 anak muda didominasi oleh kaum wanita.

Program tersebut, kata Dany, berjalan lancar selama tiga tahun. Hal ini karena proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan posisi sosial dan penguatan ekonomi kaum muda melalui dukungan yang berkelanjutan pada sektor peternakan.

Fokus program tersebut sendiri, ujar dia, difokuskan kepada kaum muda yang usianya mulai dari 18 tahun hingga 29 tahun di 40 desa di lima kabupaten itu.

Ia menceritakan bahwa pada Tahun 2015, pemerintah NTT sedang berupaya mencari mitra untuk meningkatkan kemampuan masyarakat desa, khususnya kaum milenial dan perempuan agar bisa mengembangkan potensi yang ada di desanya tanpa harus mencari kerja di luar.

Baca juga: Kapal pengangkut ternak dari NTT segera dievaluasi Kemenhub

Dany mengatakan saat sedang mencari mitra, hadirlah Plan Indonesia yang menawarkan program Scildnya guna membantu kesejateraan masyarakat desa.

"Saat mereka datang, saya bilang, wah ini gayung bersambut. Kenapa? karena pada saat itu kami sedang mengalihkan perhatian kaum muda di NTT yang sebenarnya memiliki potensi yang besar, untuk beralih dari sektor formal, apakah pemerintahan atau sektor lainnya menuju pada usaha yang sifatnya mandiri," ucapnya.

Tentu saja, lanjut dia, harus berorientasi pada peningkatan pemasukan. Dan,kata dia,saat ada penawaran seperti itu, pemerintah NTT langsung menerimanya karena menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah.

Dany juga menambahkan bahwa pemerintah NTT sendiri selalu menyinergikan antara rantai pasokan dan rantai nilai dalam pengembangan di sektor peternakan.

"Artinya bahwa selain terus memasok ternak keluar daerah, masyarakat NTT juga harus sejaterah dengan hal itu," ujar dia.

Menurut dia apa yang sudah dilakukan oleh Plan Indonesia merupakan hal perlu dilanjutkan lagi, tidak hanya di lima kabupaten yang sudah dilaksanakan tetapi di daerah lain juga.

"Karena berbicara soal ternak, adalah harga diri kita," tutur dia.

Baca juga: Presiden Jokowi upayakan lima trayek kapal ternak singgahi NTT
Baca juga: Ahok merintis bisnis pakan ternak di NTT