"Pelatihan dengan metode 20 persen teori dan 80 persen praktik dimulai sejak Senin (17/4) itu untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang berketerampilan memadai sebelum disalurkan bekerja di dalam dan luar negeri," kata Kepala UPT BLK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT Fransiska Palan Bolen di Kupang, Selasa, (18/4).
Ia mengatakan untuk itu pelatihan tata laksana rumah dan menjahit garmen masing-masing dilakukan 15 hari dan 30 hari untuk memastikan bahwa tenga kerja yang dipersiapkan betul-betul mumpuni dan siap bekerja.
Untuk pelatihan tata laksana rumah tangga, katanya, didukung dengan adanya gedung wokshop tata laksana rumah tangga yang mulai dioperasikan hari ini.
Penyediaan fasilitas dalam gedung workshop itu didukung dengan bantuan dari OnTrackMedia Indonesia (OTMI) senilai Rp50 juta berupa sarana dan prasarana rumah tangga yang berstandar nasional yang umumnya digunakan di dalam dan luar negeri.
"Nantinya peserta pelatihan juga akan dimagangkan ke hotel atau rumah-rumah penduduk yang memiliki peralatan yang sama dengan di sini," katanya.
Sementara itu, pelatihan menjahit garmen dilakukan melalui kerja sama pemerintah provinsi setempat dengan PT Surya Berkat Indonesia dengan penyediaan mesin jahit listrik.
Tidak hanya itu, perusahaan tersebut juga menyiapkan instrukturnya untuk memberikan pembekalan teknis untuk pengoperasian mesin listrik kepada calon tenaga kerja.
"Pelatihan menjahit garmen ini sudah angkatan ke-4 dan dan kita berterima kasih kepada mitra kita PT Surya Berkat Indonesia yang menghadirkan instrukurnya yang profesional untuk membantu membuka wawasan kita di NTT," katanya.
Dengan dukungan peralatan dan instruktur itu, maka Fransiska meminta para peserta untuk mengikuti setiap tahapan pelatihan secara baik sehingga betul-betul memiliki keterampilan sebelum disalurkan bekerja di dalam maupun luar negeri.
"Kami berharap setelah mendapat sertifikat pelatihan, peserta sudah dibekali dengan kemampuan yang memadai dan siap bekerja secara profesional sesuai bidangnya," ujarnya.