BLK di Labuan Bajo luluskan 644 orang selama 3 tahun

id BLK, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pemagangan, pariwisata, Ney Asmon

BLK di Labuan Bajo luluskan 644 orang selama 3 tahun

Pelatihan kuliner bagi pelaku UMKM di Labuan Bajo oleh Disnakertranskopumkm Manggarai Barat. ANTARA/Gecio Viana

Saat ini sebesar 84 persen dari mereka atau sebanyak 540 orang sudah bekerja di industri dan ada juga yang berwirausaha...
Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UMKM (Disnakertranskopumkm) Manggarai Barat Theresia Asmon mengatakan sejumlah balai latihan kerja (BLK) di Labuan Bajo telah meluluskan 644 orang selama tiga tahun terakhir guna mendukung perkembangan sektor pariwisata.
 
"Sebanyak 644 orang itu terdiri dari 348 orang laki-laki dan 296 orang perempuan. Saat ini sebesar 84 persen dari mereka atau sebanyak 540 orang sudah bekerja di industri dan ada juga yang berwirausaha," kata perempuan yang akrab disapa Ney Asmon di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, (1/10).
 
Ney Asmon menambahkan sejumlah BLK di Labuan Bajo tersebut yakni Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) BLK Kabupaten Manggarai Barat dan BLK yang dimiliki komunitas dan sekolah di Labuan Bajo seperti BLK Seminari, BLK Susteran Dian Yosefa, BLK SMK Stella Maris, BLK Susteran Gorontalo serta bekerja sama dengan beberapa SMK di Manggarai Barat untuk jurusan pelatihan tertentu.
 
"Kami berkolaborasi dengan beberapa BLK yang dikelola komunitas dan SMK karena fasilitas mereka yang mendukung pelatihan," ujarnya.
 
Pendanaan kegiatan pelatihan, kaya Ney Asmon, berasal dari pemerintah pusat melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur yang memberikan sejumlah paket pelatihan berbasis kompetensi bagi Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
 
Sejumlah pelatihan yang telah diberikan, di antaranya pelatihan kuliner, pengolahan kopi, menjahit, servis AC dan kelistrikan, pelatihan tour guide, sovenir dan handicraft, bahasa asing, food and beverage, houskeeping, otomotif, tekonologi informasi dan komunikasi, tata rias, fotografi dan pelatihan lainnya untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo.
 
"Yang buat sangat cepat penempatan kerja adalah ada skema pemagangan, jadi setelah latihan ada pemagangan industri untuk prioritas destinasi wisata selama lima bulan, jadi kami naikan levelnya hingga pemagangan industri," katanya.
 
Untuk meningkatkan daya serap lulusan BLK di dunia kerja, kata Ney Asmon, secara reguler dilakukan juga job fair sehingga pencari kerja dapat melamar di berbagai perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata di Labuan Bajo.
 
"Kalau pelatihan saja dan tidak terserap maka mereka akan ke kampung dan tidak ada niat untuk mencari kerja hingga ketinggalan informasi lowongan kerja, sehingga saat atau sedang pelatihan diinformasikan pemagangan serta job fair dan mereka diprioritaskan," katanya.
 
Ney Asmon menambahkan minat pelamar untuk mengikuti pelatihan dinilai cukup tinggi, karena paket pelatihan yang ditawarkan disesuaikan dengan kebutuhan industri pariwisata di Labuan Bajo.
 
"Jadi untuk akhir program dilakukan evaluasi bersama baik secara pendekatan dan skema tiap tahun dengan kemitraan dengan dunia industri," katanya.
 
Ia berharap semakin banyak pelatihan yang dilakukan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dalam pengembangan industri pariwisata sekaligus mengurangi angka pengangguran di Manggarai Barat.

Baca juga: Pemkab Mabar kerja sama dengan SMK optimalkan pelatihan di BLK

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat optimalkan BLK dukung pariwisata Labuan Bajo
 
"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik dari pemerintah pusat hingga pelaku industri pariwisata atas kolaborasi yang semakin mantap dari tahun ke tahun ini," katanya.*