Kapolda NTT didesak usut penimbunan BBM di Sabu Raijua

id terbakar

Kapolda NTT didesak usut penimbunan BBM di Sabu Raijua

Forum Mahasiswa Peduli Sabu Raijua menggelar unjuk rasa di depan Markas Polda NTT di Kupang, Jumat (14/2/2020) mendesak Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin mengusut tuntas mafia penimbunan BBM di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

"Kami minta Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin segera mengusut mafia penimbunan BBM di Sabu Raijua yang dilakukan oleh oknum anggota Polri".....

Kupang (ANTARA) - Forum Mahasiswa Peduli Sabu, Jumat (14/2), menggelar unjuk rasa di depan Markas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Irjen Pol Hamidin segera mengusut mafia penimbunan bahan bakar minyak (BBM) di salah satu pulau terdepan nusantara itu.

"Kami minta Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin segera mengusut mafia penimbunan BBM di Sabu Raijua yang dilakukan oleh oknum anggota Polri. Ini sangat memalukan, karena telah terjadi semacam jeruk makan jeruk," kata para pengunjuk rasa.

Koordinator aksi unjuk rasa, Marianus Krisanto  mengemukakan penanganan kasus tangkap tangan penimbunan BBM di Sabu Raijua pada 2 Februari 2020 yang melibatkan Kapolsek Sabu Barat, Kompol Samuel Simbolon tidak ada kejelasan hingga saat ini.

“Karena itu kami mendesak Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin agar mengusut tuntas kasus yang melibatkan anak buahnya di Polres Sabu Raijua ini, karena dalam kasus tangkap tangan penimbunan BBM itu, tersangka pelaku tidak pernah diapa-apakan.

"Apakah karena tersangka pelakunya seorang Kapolsek sehingga dibiarkan terus berkelana, dan memberi kesan bahwa aparat keamanan memang sulit tersentuh hukum".

Baca juga: Kerugian akibat terbakarnya APMS di Sabu Raijua capai Rp1 miliar
Baca juga: Polisi Sabu Raijua selidiki terbakarnya APMS


"Atas dasar ini, kami minta keberanian Kapolda NTT untuk bisa mengamankan Kapolsek Sabu Barat Kompol Samuel Simbolon yang saat ini menjadi tersangka utama dalam kasus penimbunan BBM di Sabu Raijua," katanya.

Pihaknya juga menduga peristiwa kebakaran Agen Premium Minyak Solar (AMPS) di Sabu Raijua pada 12 Februari 2020 merupakan upaya menghilangkan barang bukti yang telah disita dalam kasus penimbunan BBM sebelumnya.

Menurut dia, persoalan praktik mafia BBM ini tidak hanya di Sabu Raijua, namun juga daerah-daerah lainnya di provinsi setempat. Karena itu, pihaknya berharap Kapolda NTT dapat mengusut tuntas persoalan tersebut.

"Kami tahu bahwa terjadinya mafia BBM di Sabu Raijua itu karena ada dukungan dari elite politik di Senayan sehingga membuat Kapolsek Sabu Barat Kompol Samuel Simbolon menjadi orang yang sulit dijamah oleh hukum," ucapnya.

Pihaknya juga meminta agar Kapolda NTT membentuk Tim Satgas Anti Mafia BBM sehingga persoalan kelangkaan BBM akibat praktik mafia dapat diberantas secara tuntas dan transparan.

Selain itu, para pengunjuk rasa juga meminta Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin segera mencopot Kompol Samuel Simbolon dari jabatannya sebagai Kaolsek Sabu Barat.

Baca juga: Sebuah APMS di Sabu Raijua terbakar
Baca juga: Perlu Tambahan APMS di Pulau Sabu


“Tidak boleh ada perlindungan terhadap oknum-oknum yang terlibat karena kasus ini sudah jelas, ada operasi tangkap tangan yang diberitakan media dan juga video yang beredar di masyarakat,” katanya.

Dalam pantauan, setelah berunjuk rasa di depan Markas Polda NTT, massa kemudian bergerak ke Kantor DPRD NTT di Jalan El Tari Kupang untuk menyampaikan tuntutan mereka terkait masalah penimbunan BBM di Sabu Raijua.

Sejumlah elemen yang terlibat dalam aksi tersebut di antaranya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kupang, Perhimpunan Mahasiswa asal Sabu (PERMASA) Kupang dan Gerakan Mahasiswa Mehara (GMM).
 

Sebuah Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, NTT terbakar, Rabu (12/02/2020), namun penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan Polisi. (ANTARA Foto/HO-BPBD Sabu Raijua)