Kampanye Akbar Pangan Aman

id BPOM

Kampanye Akbar Pangan Aman

BPOM Kupang sedang meneliti sebuah produk makanan di sebuah swalayan di Kupang (Antara Kupang)

"Kegiatan itu untuk menggalang kesadaran masyarakat baik produsen, konsumen, maupun pemerintah daerah setempat terhadap keamanan pangan," Suratmono.

Kupang,  (Antara NTT) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pusat bersama ratusan pelajar berbagai tingkat sekolah, fasilitator, BPOM se-NTT, serta pemerintah daerah setempat menggelar kampanye akbar "Ayo Sadar Pangan Aman" (ASPA), di Kupang.

Kegiatan itu untuk menggalang kesadaran masyarakat baik produsen, konsumen, maupun pemerintah daerah setempat terhadap keamanan pangan, kata Deputi III Bidang Pengawasan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Suratmono di Kupang, Kamis, (27/4).

Menurut dia, kurangnya perhatian terhadap keamanan pangan sering mengakibatkan penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai resiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya.


Ia mengatakan keamanan pangan menjadi salah satu fokus pengawasan BPOM, khususnya Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berupa pangan siap saji, pangan olahan dengan izin edar BPOM, pangan olahan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).


"Konsumsi PJAS memang berperan penting dalam pemenuhan asupan energi dan gisi anak usia sekolah, namun PJAS yang tidak aman dan tidak berkualitas justeru membahayakan kesehatan dan kualitas tumbuh kembang anak," katanya.


Menurutnya, masalah yang sering ditemukan terkait keamanan pangan terutama PJAS yaitu kualitas pangan yang sudah terkontaminasi cemaran fisik, cemaran zat kimia, dan cemaran biologi.


Laporan hasil pengawasan PJAS melalui Balai POM di seluruh Indonesia selama 2009-2016 menunjukkan prosentasi PJAS dan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) masih ditemukan meski jumlahnya menurun yaknipada 2015 tercatat sebesar 42,64 persen dan pada 2016 menurun menjadi 23,82 persen, katanya.


Menurut Suratmono, kurangnya sanitasi dan higiene dalam pengolahan pangan menyebabkan banyak PJAS yang tidak memenuhi syarat dan dari tahun ke tahun sebagian besar penyebabnya dari cemaran mikroba.


"Ini menjadi tanggung jawab kita semua elemen bangsa untuk bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan keamanan pangan," katanya.


Ia berharap melalui kampanye akbar dapat menjadi referensi dan mendorong masyarakat dan pemerintah daerah di provinsi kepulauan itu untuk terus menjaga keamanan pangan demi keberlangsung hidup generasi setempat.


Ia pun mengimbau masyarakat selalu menjadi konsumen yang cerdas dan melaporkan jika menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait peredaran obat dan makanan kepada BPOM setempat.


"Ingat selalu "Cek Klik", cek kemasan dalam kondisi baik, baca informasi produk pada labelnya, pastikan memiliki izin edar Badan POM dan tidak melebihi massa kedaluwarsa," katanya.