Terserang virus ASF, 4.888 ekor babi di Pulau Timor mati

id babi mati ntt,virus babi ntt

Terserang virus ASF, 4.888 ekor babi di Pulau Timor mati

Di antar babi yang mati akibat virus ASF, dibuang warga di tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Penfui, Kota Kupang, NTT akhir Februari 2020. ANTARA/ Juventus Beribe

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah bahwa babi yang mati di Pulau Timor positif mengidap virus ASF
Kupang (ANTARA) - Sekurangnya 4.888 ekor babi milik masyarakat di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur mati akibat terserangan virus African Swine Fever (ASF).

Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Danny Suhadi melalui drh. Melki menyebutkan jumlah babi mati itu saat kegiatan Bakohumas diselengarakan Biro Humas dan Protokol Setda NTT terkait penanganan virus ASF yang berlangsung di Kupang, Jumat (13/3).

Dia mengatakan, virus ASF yang telah menyerang ribuan ekor babi di Pulau Timor itu masuk ke NTT melalui negara tetangga Timor Leste yang terlebih dahulu terpapar virus ASF pada 2019 lalu.

Sebanyak 4.888 ekor babi yang mati itu meliputi di Kota Kupang 221 ekor, Kabupaten Kupang 1.758 ekor, Timor Tengah Selatan 825 ekor, Timor Tengah Utara 912 ekor, Belu 753 ekor, Malaka 49 ekor dan UPT Pembibitan Ternak Tarus 370 ekor.

Baca juga: Ribuan ekor ternak babi di Kabupaten Kupang mati akibat virus ASF

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah bahwa babi yang mati di Pulau Timor positif mengidap virus ASF, ujar drh. Melki didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu,

Untuk itu pemerintah provinsi berupaya mengisolasi wilayah Pulau Timor dengan melarang lalu lintas keluar-masuk ternak babi agar dampak serangan virus ASF tidak semakin meluas, katanya.

Baca juga: Pemerintah tutup lalu lintas ternak babi dari dan ke NTT
Baca juga: Cegah virus ASF, Pasokan ternak babi dilarang masuk Flores Timur


"Upaya dilakukan pemerintah NTT ini untuk mencegah semakin meluasnya serangan ASF di NTT," katanya, menambahkan, sedang wilayah lain seperti Pulau Flores, Sumba, Sabu, Rote dan Alor masih bebas dari serangan virus ASF.

Dia menyebutkan, upaya mengisolasi Pulau Timor dari lalu lintas ternak babi ini untuk menyelamatkan 1,7 juta ekor babi di seluruh wilayah provinsi berbasiskan kepulauan ini.

Dia berharap warga di Pulau Timor tidak membuang bangkai babi yanga mati pada sembarangan tempat sehingga tidak menularkan virus ASF ke ternak babi lain yang masih sehat.

"Babi yang mati harus segera dikubur, jangan dibuang sembarangan karena bisa menularkan virus ASF ke babi yang lainnya," kata drh. Melki.

Baca juga: Pengamat: Perlu langkah serius atasi flu babi Afrika di NTT
Baca juga: Pengamat nilai pemerintah tak berdaya antisipasi virus ASF