Tambah stok, Bulog NTT segera datangkan 17.000 ton beras

id Bulog NTT,Stok beras NTT

Tambah stok, Bulog NTT segera datangkan 17.000 ton beras

Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur, Taufan Akib (tengah), (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Selanjutnya dengan penambahan, stok beras kita sangat aman untuk kebutuhan selama sembilan bulan ke depan
Kupang (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) segera menambah stok sebanyak 17.000 ton beras dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Kami akan datangkan lagi sekitar 17.000 ton beras sehingga persediaan beras kita lebih memadai untuk kebutuhan masyarakat di NTT," kata Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah NTT, Taufan Akib, kepada ANTARA di Kupang, Rabu (1/4).

Ia menjelaskan, penambahan stok beras yang didatangkan dari luar daerah seperti dari Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat ini untuk memastikan kebutuhan beras bagi masyarakat NTT memadai di tengah merebaknya serangan virus corona (COVID-19) di berbagai daerah.

Ia menjelaskan, saat ini persediaan beras yang dimiliki Bulog NTT juga mencapai sekitar 21.000 ton atau masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat hingga selama sekitar lima bulan.

Baca juga: Bulog pastikan stok beras NTT aman di tengah merebaknya COVID-19

"Selanjutnya dengan penambahan, stok beras kita sangat aman untuk kebutuhan selama sembilan bulan ke depan," katanya.

Ia menjelaskan, penambahan pasokan beras tersebut akan disalurkan untuk memperkuat persediaan beras di masing-masing kantor cabang Bulog NTT yang menyebar di 22 kabupaten/kota se-NTT.

Taufan menjelaskan bahwa penyaluran beras untuk masyarakat dilakukan secara langsung ke pasar-pasar, pertokoan, maupun mitra Rumah Pangan Kita (RPK) yang sudah terbentuk sebanyak 2.600 unit.

Untuk saat ini, lanjut dia, pemasaran beras maupun bahan kebutuhan pokok lainnya melalui kegiatan operasi pasar murah ditiadakan untuk sementara guna menghindari kerumunan warga karena dapat memicu penyebaran COVID-19.

"Sudah ada imbauan dari pemerintah terkait jaga jarak atau "social distancing" oleh karena itu kami lakukan upaya pencegahan dengan menghentikan sementara kegiatan operasi pasar murah," katanya.

Ia menambahkan, dengan persediaan beras yang memadai ini maka masyarakat NTT tidak perlu khawatir akan adanya ancaman kerawanan pangan dan jangan terpengaruh dengan fenomena "panic buying".

Baca juga: Bulog optimalkan peran 2.600 unit RPK salurkan bahan pokok di NTT