Undana Kelola Laboratorium Lahan Kering

id pertanian

Undana Kelola Laboratorium Lahan Kering

Pembantu Rektor Undana Kupang Dr David Pandie

"Laboratorium ini diharapkan menjadi pendorong bagi warga dan pemerintah di NTT dalam pembangunan sektor pertanian lahan kering," kata David Pandie.
Kupang (Antara NTT) - Universitas Negeri Nusa Cendana sudah memiliki dan mengelola laboratorium penelitian pertanian lahan kering untuk mendorong program pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam pengembangan sektor pertanian dan peternakan.

"Laboratorium ini diharapkan menjadi pendorong bagi warga dan pemerintah di NTT dalam pembangunan sektor pertanian lahan kering," kata Pembantu Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Dr. David Pandie di Kupang, Selasa.

Laboratorium lahan kering milik Undana itu merupakan satu-satunya laboratorium lahan kering di Provinsi berbasis kepulaua ini.

"Laboratorium lahan kering dibangun sejak tahun 2016 lalu. Memang belum banyak yang mengetahuinya sehingga kedepan mulai disosialisasikan kepada masyarakat umum dan pemerintah sehingga bisa memanfaatkan laboratorium ini untuk penelitian pengembangan sektor pertanian lahan kering," kata Pandie.

Ia mengatakan, pengembangan lahan pertanian di wilayah NTT memerlukan pendekatan penelitian yang lebih spesifik, karena daerah ini didiminasi pertanian lahan kering.

"Kita berharap laboratorium ini dapat menunjang keberhasilan pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam pengembangan lahan kering sangat potensial di kembangkan di NTT," ujar Pandie.

Sebagai lembaga perguruan tinggi negeri di NTT menurut Pandie, kehadiran laboratorium lahan kering dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pemuda di NTT untuk masuk program studi pertanian lahan kering di lembaga pendidikan tinggi ini.

Kehadiran laboratorium ini merupakan upaya dilakukan Undana mengembalikan pertanian lahan kering yang menjadi sektor unggulan di NTT.

Diharapkan ke depan dilakukan revitalisasi di bidang pertanian, karena banyaknya persoalan di masyarakat seperti tingginya kasus perdagangan orang karena generasi muda NTT tidak lagi tertarik mengembangkan usaha pertanian, peternakan dan perikanan.

Generasi muda NTT malah memilih menjadi tenaga kerja di luar negeri, sebagai pilihan terakhir karena tidak ada hal yang menopang mereka untuk maju ke depan dengan penuh harapan.

Sebagai negara agraris, lanjut Pandie, sektor pertanian harus menjadi sektor unggulan termasuk di Provinsi NTT yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas.