Flores Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur (Flotim) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat mengimbau para petani kebun dan sawah agar menyiapkan lahan pertanian untuk ditanam pada musim hujan 2024.
"Tetap bersiap untuk menghadapi musim tanam ini dengan mempersiapkan lahan-lahan di kebun supaya kita punya kebutuhan pangan tetap terjaga," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur Sebast Sina Kleden di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, (3/12).
Ia menambahkan, para petani di 19 kecamatan di daerah itu juga diminta memanfaatkan kebun yang ada untuk menanam tanaman holtikultura.
"Kita bisa mendiversifikasi itu dengan tanam ubi, pisang dan dengan skala kecil lalu sayur-sayuran yang dapat membantu ekonomi keluarga," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah sebelumnya telah mendistribusikan sebanyak 15 ton benih jagung hibrida dan 3 ton benih padi gogo kepada para petani sebelum musim hujan tahun ini.
"Ditambah lagi dengan sekitar 7 ton ke Kecamatan Tanjung Bunga, Adonara Barat dan lainnya," ungkapnya.
Ia menjelaskan, luas sawah irigasi di Flores Timur seluas 400 hektare lebih dan tersebar di Kecamatan Titihena, Adonara Barat, Tanjung Bunga dan Adonara Timur.
"Kalau untuk jagung setiap tahun sekitar 12 ribu sampai dengan 14 ribu hektare, tersebar di 19 kecamatan, biasanya petani tanam tumpang sari seperti padi dan jagung ada di dalam lahan yang sama.
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura tidak dapat bertani karena kerusakan lahan pertanian dan perkebunan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Beberapa desa di Kecamatan Ile Bura, kata dia, masih bisa melakukan aktivitas pertanian karena tingkat kerusakan lahan yang dinilai tidak terlalu parah akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, namun sebagian besar lahan pertanian mengalami kerusakan cukup parah terdapat di Kecamatan Wulanggitang.
"Tidak tahu kondisi ini apakah bisa tanam atau tidak, untuk Kecamatan Ile Bura masih bisa tanam, kalau Kecamatan Wulanggitang yang repot, kepala desa sebut bilang praktis tidak bisa tanam," katanya.
Pemkab Flores Timur mencatat kerusakan lahan pertanian dan perkebunan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai 869 hektare (ha).
Ia menambahkan, komoditi pertanian dan perkebunan yang rusak karena material vulkanis di dua kecamatan tersebut seperti kacang, sorgum, ubi kayu, mete, cengkih, kelapa dan kakao.
"Kami sudah memperhitungkan di Kecamatan Wulanggitang 669 hektare, sedangkan Ile Bura 200 hektare lebih," ujarnya.
Ia menambahkan, sebanyak 11 desa di Kecamatan Wulanggitang yang terdampak erupsi yakni Desa Ojan Letu, Hewa, Pantai Oa, Wae Ula, Nawakote, Boru, Boru Kedang, Hokeng Jaya, Pululera, Nileknohing dan Klatanlo. Sementara sebanyak tujuh desa terdampak erupsi di Kecamatan Ile Bura yakni Desa Nobo, Riang Baring, Lewo Awang, Lewotobi, Nurabelen, Nobo, Riang Rita dan Dulipali.
Baca juga: Pemkab Flotim: Kerusakan lahan pertanian mencapai 869 ha akibat erupsi
"Potensi kehilangan lahan sekitar 1.476 hektare yang pasti tidak bisa menanam, pasti berdampak kepada penerimaan petani, kesiapan pangan tentu akan susah pada 2025," katanya.
Baca juga: Pemkab Mabar luncurkan drone sprayer pertanian bantu petani
Ia berharap para petani yang berada di radius aman terdampak erupsi dapat mempersiapkan lahan dalam musim hujan tahun ini dan pemerintah daerah telah menyediakan bantuan berupa benih jagung hibrida dan padi gogo.