Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keyakinannya tentang potensi swasembada pangan di Indonesia, dengan menyoroti rencana pengembangan lahan seluas empat juta hektare di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam pernyataannya di agenda Milad Ke-112 Muhammadiyah, di Kupang, NTT, Rabu, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya memaksimalkan kekayaan alam Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tanpa hanya menjual bahan mentah ke luar negeri.
"Saya percaya dan saya yakin, NTT tadi kita ubah dari laporan Gubernur hanya 300.000 hektare yang sekarang bisa diairi, ada potensi 4 juta hektare yang luar biasa dan ini bisa dan ini akan kita kerjakan," kata Presiden Prabowo diikuti dalam jaringan (daring) Muhammadiyah di Jakarta, Rabu, (4/12).
Dalam kesempatan itu Presiden juga menekankan pentingnya hilirisasi sebagai upaya menciptakan nilai tambah bagi sektor perekonomian.
"Kita menguasai mineral-mineral yang sangat strategis yang dibutuhkan oleh banyak negara. Karena itu beberapa rencana kita hilirisasi tidak berkenan di banyak negara, tapi kita tidak ada pilihan, masa ratusan tahun kita harus jual kekayaan kita sebagai bahan mentah, kita tidak mau," ujar Presiden Prabowo.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia dengan potensi sumber daya alamnya yang besar, memiliki peluang untuk mencapai swasembada pangan dan energi dalam waktu yang lebih singkat dari perkiraan.
"Saya beri target 4 sampai 5 tahun, ternyata bisa lebih cepat," kata Presiden Prabowo.
Presiden juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan perubahan besar ini, pemimpin harus berani menetapkan sasaran tinggi dan tidak takut dihadapkan pada tantangan.
"Saya percaya manusia apalagi pemimpin, harus berani punya tujuan, harus berani punya sasaran yang tinggi. Jangan sasaran yang rendah," kata Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Mentan gandeng TNI bentuk Brigade Swasembada Pangan
Baca juga: Artikel - Mendukung swasembada pangan lewat pemanfaatan pangan biru