"Ada tiga rute yang kami larang untuk berlayar, yakni rute Kupang-Sabu, Kupang-Waingapu, dan Kupang-Rote karena tinggi gelombang berkisar antara 3,5 - 4 meter," kata Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patriot Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tenau Kupang Yudi Kusmiyanto di Kupang, Senin.
Ia mengatakan larangan itu sudah disampaikan pada Selasa (6/6) namun karena cuaca sudah membaik, aktivitas pelayaran berjalan dengan normal khusus untuk tiga wilayah tersebut.
Namun larangan itu kembali dikeluarkan oleh KSOP pada Sabtu (10/6) setelah ada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kupang yang menyatakan bahwa cuaca buruk kembali melanda wilayah tersebut.
"Imbauan sejak Sabtu pekan lalu masih berlaku hingga saat ini, sehingga khusus untuk tiga wilayah itu pelayarannya dihentikan. Sementara itu untuk Rute -Alor, Lembata dan Flores Timur tetap diizinkan karena gelombang laut hanya mencapai 1,5 meter," tambahnya.
Ia menjelaskan ada kapal Pelni yang diizinkan untuk berlayar. Selain kapal pengakut ternak di pelabuhan Tenau Kupang juga dilarang untuk melakukan pelayaran sambil menunggu cuaca membaik.
Gelombang laut Sawu lanjutnya memang akhir-akhir ini sangat tinggi sehingga pihaknya tidak mengizinkan kapal-kapal melewati jalur tersebut sampai ada perintah baru.
Pantauan Antara di Pelabuhan Bolok, kurang lebih 30 truk tujuan Rote dan Sabu masih tertahan di pelabuhan tersebut.
Sementara sebuah kapal ternak yang membawa ternak dari Kupang menuju ke DKI Jakarta juga masih tertahan di pelabuhan Tenau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, mengingatkan perusahaan pelayaran dan nelayan untuk tetap waspada terhadap gelombang setinggi empat meter di perairan laut Nusa Tenggara Timur.
"Tinggi gelombang maksimal empat meter dan tinggi minimum 0,5 meter. Hanya perairan Utara NTT yang berada pada posisi gelombang 0,5 - 1,25 meter," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Wisnu Wardhana.
Selain itu, wilayah perairan laut lainnya di NTT minimal setinggi dua meter, sehingga harus diwaspadai, katanya. Gelombang maksimal dapat mencapai dua kali tinggi gelombang dari yang diprakiraan saat ini, katanya.
Ia mengatakan larangan itu sudah disampaikan pada Selasa (6/6) namun karena cuaca sudah membaik, aktivitas pelayaran berjalan dengan normal khusus untuk tiga wilayah tersebut.
Namun larangan itu kembali dikeluarkan oleh KSOP pada Sabtu (10/6) setelah ada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kupang yang menyatakan bahwa cuaca buruk kembali melanda wilayah tersebut.
"Imbauan sejak Sabtu pekan lalu masih berlaku hingga saat ini, sehingga khusus untuk tiga wilayah itu pelayarannya dihentikan. Sementara itu untuk Rute -Alor, Lembata dan Flores Timur tetap diizinkan karena gelombang laut hanya mencapai 1,5 meter," tambahnya.
Ia menjelaskan ada kapal Pelni yang diizinkan untuk berlayar. Selain kapal pengakut ternak di pelabuhan Tenau Kupang juga dilarang untuk melakukan pelayaran sambil menunggu cuaca membaik.
Gelombang laut Sawu lanjutnya memang akhir-akhir ini sangat tinggi sehingga pihaknya tidak mengizinkan kapal-kapal melewati jalur tersebut sampai ada perintah baru.
Pantauan Antara di Pelabuhan Bolok, kurang lebih 30 truk tujuan Rote dan Sabu masih tertahan di pelabuhan tersebut.
Sementara sebuah kapal ternak yang membawa ternak dari Kupang menuju ke DKI Jakarta juga masih tertahan di pelabuhan Tenau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, mengingatkan perusahaan pelayaran dan nelayan untuk tetap waspada terhadap gelombang setinggi empat meter di perairan laut Nusa Tenggara Timur.
"Tinggi gelombang maksimal empat meter dan tinggi minimum 0,5 meter. Hanya perairan Utara NTT yang berada pada posisi gelombang 0,5 - 1,25 meter," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Wisnu Wardhana.
Selain itu, wilayah perairan laut lainnya di NTT minimal setinggi dua meter, sehingga harus diwaspadai, katanya. Gelombang maksimal dapat mencapai dua kali tinggi gelombang dari yang diprakiraan saat ini, katanya.