Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi meresmikan Desa Mata Air, Kabupaten Kupang sebagai desa tangguh nusantara dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Wagub Josef Nae Soi dalam sambutannya saat meresmikan Desa Mata Air sebagai desa tangguh Nusantara, Kamis, (9/7) mengatakan kebutuhan pangan menjadi hal yang penting bagi masyarakat dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah daerah harus serius antisipasi peringatan FAO
Wagub menilai masyarakat Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah memiliki tekad yang besar dalam membangun sektor pertanian, sehingga warga Desa Mata Air tidak merasakan dampak secara ekonomi pandemi COVID-19.
"Masyarakat Desa Mata Air diharapkan tetap mengolah lahan pertanian yang ada untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga kebutuhan ekonomi keluarga tetap terpenuhi selama pandemi COVID-19," kata Josef A Nae Soi dalam acara yang juga dihadiri Bupati Kupang, Korinus Masneno serta para Muspida Provinsi NTT.
Ia mengapresiasi terhadap pemerintah Desa Mata Air yang selalu memotivasi masyarakat tetap bersemangat dalam membangun usaha pertanian, peternakan, perikanan sehingga tetap bertahan pada masa pandemi COVID-19.
Politisi partai Golongan Karya ini berharap pemerintah Kabupaten Kupang terus mendorong warga daerah itu tetap mengembangkan usaha pertanian sehingga ketahanan pangan warga tetap terpenuhi.
Sementara itu Kapolda Nusa Tenggara Timur, Irjen (Pol) Hamidin mengatakan, konsep kampung/desa tangguh Nusantara merupakan program Kepolisian dalam memperbaiki kondisi ekonomi maupun sosial masyarakat dalam rangka mencegah COVID-19.
Jenderal bintang dua itu mengatakan, pandemi COVID-19 telah berdampak luas khususnya dalam pembangunan ekonomi warga.
Namun hal itu tidak dialami warga Desa Mata Air yang tetap bertahan dalam pandemi COVID-19 karena hasil pertanian yang melimpah.
Kapolda Hamidin berharap kampung tangguh nusantara di Desa Mata Air mampu memelihara Kamtibmas yg kondusif sehingga terwujud masyarakat yg kreatif, inovatif dan produktif tidak hanya dalam mewujudkan ketahanan pangan namun seluruh aspek kehidupan lainnya.
Ia mengatakan dalam situasi orang tidak berdaya, akan lahir konsep perbaikan yaitu revolusi untuk mencari sesuatu yg lebih menguntungkan dalam membangun usaha ekonomi.
Baca juga: Pengamat sebut NTT miliki banyak potensi pangan lokal
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya keterpurukan ekonomi dan sosial terhadap warga, sehingga perlu ada upaya agar keterpurukan ekonomi warga tidak terus berlangsung lama dengan mengoptimalkan lahan pertanian dalam membangun ekonomi warga," tegas Kapolda.