Kupang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Timur Benediktus Polo Maing sempat ditolak oleh petugas untuk menerima vaksin COVID-19 pada tahap perdana setelah pada meja pemeriksaan kedua, diketahui tekanan darahnya tinggi, mencapai lebih dari 140.
"Iya tadi ditolak sama petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, tekanan darah saya tinggi tadi, mencapai 140/90. Jadi saya diminta instrahat dulu tadi sebelum melanjutkan untuk vaksin," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis, (14/1).
Ia mengaku bahwa dirinya memang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, sehingga setiap hari selalu mengonsumsi obat untuk menetralkan tekanan darahnya tersebut.
Sementara itu untuk pemeriksaan yang lain-lainnya, Benediktus Polo Maing dinyatakan normal, sehingga dirinya hanya diminta untuk istirahat. Benediktus mengatakan bahwa kemungkinan tekanan darahnya naik karena sempat berada di tempat panas.
Baca juga: 10 pejabat publik NTT jalani vaksinasi perdana
"Tetapi tadi setelah istirahat beberapa menit cek tekanan darah lagi langsung hasilnya keluar dan sudah normal kembali dan kemudian menjalani vaksin," ujar dia.
Benediktus mengatakan bahwa vaksin yang diterima adalah vaksin yang halal dan juga baik untuk kesehatan sehingga ia juga sudah mempersiapkan diri sebelum menerima vaksin itu.
Selain Sekda NTT yang ditolak oleh petugas vaksin adalah Rektor Universitas Nusa Cendana Prof.Fried L Benu karena memiliki tekanan darah tinggi.
"Tadi juga tekanan darah saya di atas 140, sehingga dianjurkan ditunda terlebih dahulu. Tetapi tadi setelah istirahat beberapa menit kemudian akhirnya bisa divaksin," kata dia.
Baca juga: Menteri-tokoh-artis hingga buruh divaksin perdana bareng Presiden Jokowi
Ia juga menyampaikan masyarakat jangan takut untuk menerima vaksin karena presiden sendiri sudah membuktikan tidak ada apa-apa dengan vaksin yang disuntikan ke tubuhnya.
Orang nomor satu di Kampus Undana itu juga menambahkan bahwa masyarakat ikut saja program pemerintah, karena pemerintah tidak mungkin menyengsarakan rakyatnya.