Perlu libatkan semua pihak bangun pariwisata Labuan Bajo
pemerintah pusat tentu tidak akan mendukung Labuan Bajo selamanya, maka kita disini sebagai sektor riil harus sadar dan siap untuk mandiri
Kupang (ANTARA) - Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina mengatakan bahwa upaya membangun Pariwisata Labuan Bajo menuju Pariwisata berkelanjutan dan mandiri perlu melibatkan semua pihak terkait.
"Tanggung jawab ini tidak hanya diemban oleh BPOLBF yang diberi tugas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membantu memfasilitasi serta mengakselerasi kebutuhan Pariwisata Labuan Bajo, tetapi perlu melibatkan semua pihak," katanya saat mengikuti Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan di Flores, Lembata, Alor dan Bima (Floratama) bersama stakeholder terkait yang bertempat di Labuan Bajo yang dilakukan secara daring, Kamis, (1/4).
Menurut dia tentunya BPOLBF sebagai badan otorita mempunyai tugas untuk memfasilitasi dan mengakselerasi sehingga terjadi kolaborasi yang lebih strategis dan juga lebih cepat dalam mencapai target menjadi pariwisata berkelanjutan yang mandiri.
Menurut dia dukungan dari pemerintah pusat bagi keberlangsungan pariwisata Labuan Bajo tentu tidak akan berlangsung seterusnya, untuk itu dalam masa percepatan ini, Ia mengajak pemda melalui dinas-dinas terkait, pemerintah Desa, para pelaku pariwisata dan semua pihak untuk bekerjasama, berkolaborasi serta membangun sinergitas guna mencapai target-target bersama dalam menjadikan pariwisata Manggarai Barat yang berkelanjutan dan mandiri.
"Seperti yang kita ketahui, pemerintah pusat tentu tidak akan mendukung Labuan Bajo selamanya, maka kita disini sebagai sektor riil harus sadar dan siap untuk mandiri sehingga ketika nanti setelah selesai masa percepatan ini," ujar dia.
Ia menilai bahwa Labuan Bajo sudah mempunyai ekosistem pariwisata berkelanjutan yang sehat dan kompak tentunya hal ini bisa mewujudkan pariwisata di daerah tersebut sampai ke kelas dunia.
Wakil Direktur Politeknik El Bajo Commodus dalam kesempatan tersebut berharap agar pemerintah mendorong serta mendukung generasi muda dalam mengembangkan minat mempelajari dunia kepariwisataan dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dan mandiri.
"Bekerjasama dengan Swiss Contact, kami sudah menyusun indikator bagaimana desa ini sudah siap untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata. Sayangnya ada permasalahan akses serta atraksi yang belum dikembangkan ataupun belum diakui sebagai potensi," ujar dia.
Selain itu SDM di desa wisata menurut dia juga belum siap menerima tamu, menjamu tamu, memandu tamu, hingga pihaknya berkomitmen secara pendidikan formal melalui ilmu, hanya minat anak-anak muda untuk memilih pariwisata sebagai jalan hidup belum terlalu tinggi.
Iapun berharap agar pemerintah memberikan stimulus minat untuk terus kuliah di bidang pariwisata. Hingga bidang ini bukan bidang kuliah pariwisata yang tabu atau dianggap tidak menghasilkan.
Ketua Pokdarwis Golo Cucu, Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling Arkadius Yacob, dalam melalui pertemuan secara daring itu mengatakan bahwa kendala lain yang dihadapi adalah buruknya akses menuju hampir semua desa wisata yang ada di wilayah Manggarai Barat.
"Kami sudah membentuk wadah pokdarwis secara swadaya dari masyarakat. Saat ini kami sedang membuat perencanaan-perencanaan dari basis masyarakat. Dari sisi pokdarwis kami merasa perlu pendampingan mulai dari instansi terkait khususnya pemerintah," katanya.
Baca juga: BOPLBF gelar latihan Hidroponik bagi masyarakat Desa Golo Bilas
Baca juga: Petani Manggarai siap wujudkan wisata Kopi dukung DSP Labuan Bajo
Sementara itu, Perwakilan Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formmapp Mabar) Aloysius Suhatim Karya berharap kehadiran Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Prioritas harus mampu memberikan dampak yang merata bagi masyarakat Manggarai Barat.
"Bagaimana cara kita kedepan untuk melibatkan masyarakat secara menyeluruh dalam pariwisata yang akan lebih masif. Saya usulkan dibentuk CBT (Community Based Tourism). Kerjasama dengan El Bajo University. Dengan program ekowisata yang dimiliki mampu melahirkan ahli-ahli ekowisata yang bisa turut membantu mengembangkan, membentuk dan melahirkan pelaku Pariwisata di kampung-kampung," tambah Aloysius.
"Tanggung jawab ini tidak hanya diemban oleh BPOLBF yang diberi tugas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membantu memfasilitasi serta mengakselerasi kebutuhan Pariwisata Labuan Bajo, tetapi perlu melibatkan semua pihak," katanya saat mengikuti Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan di Flores, Lembata, Alor dan Bima (Floratama) bersama stakeholder terkait yang bertempat di Labuan Bajo yang dilakukan secara daring, Kamis, (1/4).
Menurut dia tentunya BPOLBF sebagai badan otorita mempunyai tugas untuk memfasilitasi dan mengakselerasi sehingga terjadi kolaborasi yang lebih strategis dan juga lebih cepat dalam mencapai target menjadi pariwisata berkelanjutan yang mandiri.
Menurut dia dukungan dari pemerintah pusat bagi keberlangsungan pariwisata Labuan Bajo tentu tidak akan berlangsung seterusnya, untuk itu dalam masa percepatan ini, Ia mengajak pemda melalui dinas-dinas terkait, pemerintah Desa, para pelaku pariwisata dan semua pihak untuk bekerjasama, berkolaborasi serta membangun sinergitas guna mencapai target-target bersama dalam menjadikan pariwisata Manggarai Barat yang berkelanjutan dan mandiri.
"Seperti yang kita ketahui, pemerintah pusat tentu tidak akan mendukung Labuan Bajo selamanya, maka kita disini sebagai sektor riil harus sadar dan siap untuk mandiri sehingga ketika nanti setelah selesai masa percepatan ini," ujar dia.
Ia menilai bahwa Labuan Bajo sudah mempunyai ekosistem pariwisata berkelanjutan yang sehat dan kompak tentunya hal ini bisa mewujudkan pariwisata di daerah tersebut sampai ke kelas dunia.
Wakil Direktur Politeknik El Bajo Commodus dalam kesempatan tersebut berharap agar pemerintah mendorong serta mendukung generasi muda dalam mengembangkan minat mempelajari dunia kepariwisataan dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dan mandiri.
"Bekerjasama dengan Swiss Contact, kami sudah menyusun indikator bagaimana desa ini sudah siap untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata. Sayangnya ada permasalahan akses serta atraksi yang belum dikembangkan ataupun belum diakui sebagai potensi," ujar dia.
Selain itu SDM di desa wisata menurut dia juga belum siap menerima tamu, menjamu tamu, memandu tamu, hingga pihaknya berkomitmen secara pendidikan formal melalui ilmu, hanya minat anak-anak muda untuk memilih pariwisata sebagai jalan hidup belum terlalu tinggi.
Iapun berharap agar pemerintah memberikan stimulus minat untuk terus kuliah di bidang pariwisata. Hingga bidang ini bukan bidang kuliah pariwisata yang tabu atau dianggap tidak menghasilkan.
Ketua Pokdarwis Golo Cucu, Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling Arkadius Yacob, dalam melalui pertemuan secara daring itu mengatakan bahwa kendala lain yang dihadapi adalah buruknya akses menuju hampir semua desa wisata yang ada di wilayah Manggarai Barat.
"Kami sudah membentuk wadah pokdarwis secara swadaya dari masyarakat. Saat ini kami sedang membuat perencanaan-perencanaan dari basis masyarakat. Dari sisi pokdarwis kami merasa perlu pendampingan mulai dari instansi terkait khususnya pemerintah," katanya.
Baca juga: BOPLBF gelar latihan Hidroponik bagi masyarakat Desa Golo Bilas
Baca juga: Petani Manggarai siap wujudkan wisata Kopi dukung DSP Labuan Bajo
Sementara itu, Perwakilan Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formmapp Mabar) Aloysius Suhatim Karya berharap kehadiran Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Prioritas harus mampu memberikan dampak yang merata bagi masyarakat Manggarai Barat.
"Bagaimana cara kita kedepan untuk melibatkan masyarakat secara menyeluruh dalam pariwisata yang akan lebih masif. Saya usulkan dibentuk CBT (Community Based Tourism). Kerjasama dengan El Bajo University. Dengan program ekowisata yang dimiliki mampu melahirkan ahli-ahli ekowisata yang bisa turut membantu mengembangkan, membentuk dan melahirkan pelaku Pariwisata di kampung-kampung," tambah Aloysius.