ASITA Minta Jaminan Kelayakan Kapal Wisata

id Kapal

ASITA Minta Jaminan Kelayakan Kapal Wisata

Sebuah kapal wisata tengah melintas di wilayah perairan dekat Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

ASITA meminta agar kapal wisata yang melayani wisatawan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dijamin laik beroperasi oleh otoritas setempat.
Kupang (Antara NTT) - Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Nusa Tenggara Timur Abed Frans meminta agar kapal wisata yang melayani wisatawan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dijamin laik beroperasi oleh otoritas setempat.

"Kelaikan operasi tersebut terkait dengan fasilitas keselamatan kapal karena memang ada sudah lengkap namun masih banyak yang belum," kata Abed Frans di Kupang, Rabu.

Ia meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat maupun Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) mengawasi semua kapal wisata yang beroperasi melayani wisatawan ke destinasi di pulau-pulau seperti Komodo, Rinca dan Padar.

Menurutnya, kelengkapan fasilitas kapal seperti pelampung maupun kondisi fisik dan mesin kapal harus diperiksa secara memadai karena masih banyak kapal wisata yang belum terjamin fasilitas keselamatannya.

Kondisi itu, katanya, sudah dikeluhkan wisatawan domestik dan asing yang ditangani para agen operator tur di bawah naungan Asita NTT yang beroperasi di destinasi wisata unggulan nasional yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo (TNK) itu.

"Kelengkapan kapal-kapal wisata ini tentu harus dijamin sehingga jika terjadi kecelakaan di laut maka wisatawan bisa aman dan terselamatkan," katanya.

Ia mengatakan meskipun semua wisatawan yang ditangani ASITA tetap mendapat jaminan atau asuransi namun menurutnya bukan berarti menjamin bahwa tidak terjadinya kecelakaan.

Contohnya, kapal wisata Versace Jaya tenggelam di perairan Pulau Pada pada Juli 2017 meskipun 19 mahasiswa dan enam ABK berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

"Kondisi kapal wisata memang harus dipastikan betul-betul aman dan nyaman bagi wisatawan ketika beroperasi sehingga mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa terjadi," katanya.

Lebih lanjut, Abed juga meminta agar aktivtias kapal wisata yang beroperasi di sekitar perairan Labuan Bajo mendapat pengawasan secara baik dari aksi untuk mencegah dampak pencemaran laut.

"Misalnya ada kapal yang membuang sampah sembarangan atau oli mesinnya bocor sana-sini tentu berdampak mencemari ekosistem laut di daerah wisata unggulan itu," katanya.

Abed juga mengimbau wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata yang memanfaatkan transportasi kapal wisata agar memastikan kondisi kapal terlebih dahulu.