Sistem Kelistrikan Pintar Sumba Diresmikan

id BPPT

Sistem Kelistrikan Pintar Sumba Diresmikan

Kepada BPPT Unggul Priyanto

Melalui kerja sama ini diharapkan dapat mengoptimalkan distribusi tenaga listrik dari PLTS Bila Cenge yang merupakan pilot proyek demo plant Smart Micro Grid (SMG) pertama di Indonesia.
Sumba Barat Daya (Antara NTT) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Unggul Priyanto meresmikan pengoperasian Smart Energy Management System hasil kerja sama dengan Kyudenko Coorporation dari Jepang di Desa Bila Cenge, Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Selasa.

Unggul Priyanto mengatakan melalui kerja sama ini diharapkan dapat mengoptimalkan distribusi tenaga listrik dari PLTS Bila Cenge yang merupakan pilot proyek demo plant Smart Micro Grid (SMG) pertama di Indonesia.

Pilot proyek SMG Sumba atau sistem kelistrikan pintar ini satu-satunya di Indonesia, pembangunannya dilaksanakan pada 2011 serta pernah dioperasikan pada 2012, namun belum beroperasi dengan baik karena beberapa kendala teknis dan alam.
.
BPPT merangkul Kyudenko Coorporation, perusahaan Jepang yang memperkenalkan sistem manajemen energi (Energy Management System - EMS) dengan harapan mampu menata sistem yang lebih baik sehingga tenaga listrik sel surya yang dihasilkan dapat stabil.

"Kelemahan listrik tenaga surya adalah sifatnya fluktuatif tergantung pada cuaca, tetapi dengan sistem kelistrikan pintar menggunakan baterai dari teknologi Kyudenko ini dapat menjaga stabilitas listriknya," ungkap Unggul Priyanto.

Teknologi yang digunakan dilengkapi dengan baterai jenis VRLA berkapasitas 1,15 MWH, 16 unit PV Conventer masing-masing 25 KW, enam unit inventer masing-masing 50 KW dan sub-sistem pengendali baterai serta terkoniksi pada sub-sistem array PV dengan kapasitas 400 KWp.

"Namun, untuk saat ini sistem EMS ini akan memasok daya listrik secara stabil maksimal 220 KW ke jala-jala listrik PLN, selama enam jam per hari dan membantu memberi pelayanan listrik kepada masyarakat," tuturnya.

Kerja sama BPPT dan Kyudenko Coorporation sudah dirintis sejak 2016, kemudian Kementerian Lingkungan Hidup Jepang membantu mendanai kerja sama penelitian sebagai dukungan dari pemerintah Jepang terhadap proyek energi terbarukan, kata Konsuler Jepang di Indonesia Shigemi Ando yang hadir pada peresmian tersebut.

"Indonesia mempunyai potensi sumber energi terbarukan dan Jepang mempunyai kepedulian untuk mendukung penggunaan energi baru dan terbarukan," ujarnya.

Sementara Senior Eksekutif Kyudenko untuk Proyek Indonesia, Yoshiaki Tanaka mengatakan bahwa perusahaannya sudah 30 tahun menjadi duta kehormatan untuk Indonesia dan baru kali ini memberikan kontribusi teknologi bagi Indonesia.

Pengoperasian sistem listrik pintar ini juga menjadi salah satu bentuk komitmen BPPT untuk mendukung program nasional dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan khususnya program Sumba Iconic Island, yakni cita-cita pemenuhan kebutuhan listrik 100 persen dengan energi baru dan terbarukan pada 2025 di pulau tersebut.

Bagi Kabupaten Sumba Barat Daya pengoperasian sistem kelistrikan pintar ini sangat membantu, meskipun kapasitas yang dihasilkan nisbi masih kecil, apalagi tuntutan kebutuhan listrik semakin meningkat, misalnya, untuk pendidikan karena sekolah-sekolah sekarang memerlukan komputer untuk ujian nasional, juga untuk pelayanan kesehatan, peningkatan perekonomian dan keperluan rumah tangga, ucap Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Ndara Tagu Kaha.

"Pasokan 200 KW listrik setiap hari yang dilakukan mulai pukull 9 hingga pukul 15 itu akan menghemat pemakaian BBM bagi PLN sekitar 300 liter sehari," kata Yohan Tokael, kepala PLN Rayon Sumba Jaya.