"Jadi tanggal 16 Agustus kemarin ada 42 ekor tukik yang muncul ke permukaan dalam penangkaran bambu sederhana yang kami buat. Sehari sebelumnya juga kami sempat lepas 15 ekor tukik ke TNP Laut Sawu," kata Ketua Pokmaswas Bangko Bersatu Desa Nanga Bere Abdul Karim di Labuan Bajo, Kamis, (19/8).
Ia menjelaskan, masyarakat desa memang memiliki kesadaran yang luar biasa untuk menjaga ekosistem alam. Salah satunya dengan menjaga telur penyu hingga melepasliarkannya ke perairan Laut Sawu.
Upaya pelepasliaran tukik ini sudah sering dilakukan oleh masyarakat. Bahkan, pada 26 Juni 2021 lalu, 79 butir telur penyu diselamatkan oleh pokmaswas setelah ditemukan pada pagi hari di Nanga Nisar.
Terhitung, sebanyak 629 tukik telah dilepasliarkan ke perairan Laut Sawu yang sekarang menjadi Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu sejak 2017 silam.
Sementara itu Pemuda Desa Nanga Bere Fadil Mubaraq mengatakan pokmaswas berharap pemerintah dapat menyediakan fasilitas pendukung aktivitas masyarakat dalam menjaga telur penyu.
Fasilitas pendukung tersebut seperti penangkaran permanen dan alat lainnya.
Baca juga: Terumbu karang Taman Nasional Laut Sawu rusak akibat seroja
Kini, Pokmaswas Bangko Bersatu Desa Nanga Bere masih memantau perkembangan kemungkinan tukik yang muncul ke permukaan.
Baca juga: Chaterina sebut Laut Sawu sangat dinamis sebabkan paus terdampar
"Dalam waktu dekat akan ada lagi satu sarang yang menetas. Jumlahnya 96 butir telur," sambung Abdul Karim.