Adonara (AntaraNews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan semua desa yang menyebar di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini sudah terjangkau dana Anggur Merah (Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera).
"Pada saat dilantik menjadi gubernur untuk periode 2013-2018, saya menjanjikan dana sebesar Rp250 juta per desa, dan janji itu sudah saya wujudkan," kata Frans Lebu Raya ketika bertatap muka dengan utusan masyarakat dari 80 desa di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Senin (21/5).
Dia mengatakan, bantuan dana untuk usaha produktif di desa-desa itu memang tidak bisa diberikan satu kali dalam satu tahun anggaran karena APBD NTT tidak memungkinkan.
"Tetapi janji untuk memberikan bantuan dana sebesar Rp250 juta per desa sudah bisa dituntaskan, sebelum mengakhiri masa jabatan sebagai gubernur periode kedua pada pertengahan Juli 2018 mendatang," katanya.
Menurut dia, alokasi anggaran dari APBD NTT untuk desa-desa adalah pada APBD Perubahan 2017 lalu.
Dia juga berharap, dana yang sudah diberikan untuk desa itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara bergulir untuk membangun usaha-usaha ekonomi produktif.
"Ini dana abadi untuk desa sehingga harus dimanfaatkan secara baik untuk kesejahteraan masyarakat di desa," katanya.
Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) ini diluncurkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada periode pertama kepemimpinannya Desember 2008 lalu.
Dalam program ini, setiap desa atau kelurahan yang menjadi sasaran program, mendapat alokasi dana sebesar Rp250 juta untuk pengembangan ekonomi produksi dan usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Gubernur baru
Ketika ditanya tentang kelanjutan program Anggur Merah tersebut, Gubernur Lebu Raya mengatakan sangat bergantung pada Gubernur NTT baru yang akan dipilih melalui proses Pilkada pada 27 Juni 2018.
"Mestinya bisa dilanjutkan, tetapi semuanya tergantung pada pemerintahan baru. Saya tidak bisa menjanjikan," katanya.
Dalam pertemuan itu, sejumlah kepala desa menginginkan agar program Anggur Merah bisa dilanjutkan karena berdampak positif bagi pengembangan ekonomi di desa-desa.
"Kalau sebelumnya masyarakat tidak bisa berusaha karena tidak ada modal. Mau pinjam di bank terlalu rumit karena banyak persyaratan, tetapi setelah ada program Anggur Merah masyarakat bisa dengan mudah mendapat modal untuk usaha," kata Kepala Desa Watoone, Frans Rawa.
Gubernur Lebu Raya mengatakan, dalam setiap pertemuan dengan para kepala desa di NTT, mereka mengharapkan agar alokasi dana untuk desa ditingkatkan menjadi Rp350-750 juta per desa.
Namun dia mengatakan, tidak bisa memenuhi permintaan dari desa-desa itu, karena dirinya akan mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur dua periode pada pertengahan Juli 2018 mendatang.
Mesti bisa
Dia menambahkan, permintaan dari desa-desa agar alokasi dana untuk desa ditingkatkan menjadi Rp350-750 juta per desa mestinya bisa direalisasikan karena didukung APBD.
"Mestinya bisa karena saat saya menjadi gubernur pada tahun 2008 dengan APBD Rp1,8 triliun, bisa mengalokasikan dana sebesar Rp250 juta per desa," katanya.
Sementara pada 2019 mendatang, APBD NTT sudah sekitar Rp5 triliun, sehingga alokasi per desa sebesar Rp500 juta seharusnya bisa dilakukan.
Hanya saja, semuanya tergantung pada pemerintahan baru yang akan mengambil alih kepemimpinan di provinsi berbasis kepulauan itu lima tahun ke depan pada Pilgub 2018 ini.
"Memang ada pasangan calon yang ingin melanjutkan program `anggur merah`, tetapi semuanya tergantung pada pilihan rakyat dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur pada 27 Juni 2018 mendatang," katanya menambahkan.