Pilkada NTT - Jangan pandang enteng Marhaen

id Bataona

Pilkada NTT - Jangan pandang enteng Marhaen

Pengamat politik dari Unwira Kupang Mikhael Bataona

Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Bataona mengingatkan peserta pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023 agar jangan memandang enteng pasangan Marianus Sae-Emelia Nomleni (Ma
Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Bataona mengingatkan peserta pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023 agar jangan memandang enteng pasangan Marianus Sae-Emelia Nomleni (Marhaen).

"Selama ini, Emelia hanya jalan seorang diri dan terus berjuang sampai titik akhir dalam masa kampanye. Namun, pasangan ini tidak bisa dipandang dengan sebelah mata hanya karena calon gubernurnya Marianus Sae terjaring OTT KPK sehari menjelang penetapan calon oleh KPU NTT," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (6/6).

Pertarungan Pilgub NTT tanpa Marianus Sae, kata Bataona, dipandang seolah-olah pertarungan hanya tinggal menyisahkan tiga paket calon. "Padahal, pasangan calon yang dianggap underdog effect itu bisa terjadi dalam masa satu bulan ke depan ini sebelum hari-H," katanya menegaskan.

Ia berpendapat bahwa keadaan bisa menjadi benar-benar berubah ketika ada semacam turbulensi politik yang menaikakn citra pasangan Marianus Sae-Emilia Nomleni. "Pasangan calon ini relatif kalem. Akan tetapi, menurut saya kekuatannya ada pada masa ideologis PDIP," ujarnya.

Baca juga: Lipsus - Emelia, sosok Kartini dalam ajang Pilgub NTT
Emelia Nomleni sedang menari saat bersama warga Ende di Pulau Flores. (Foto Istimewa) 

Apabila simpul tersebut benar-benar digerakkan dan diperkuat oleh mesin politik yang dimiliki Frans Lebu Raya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, menurut dia, kejutan bisa saja terjadi.

Artinya, bisa terjadi apa yang disebut underdog effect menjelang hari-H pencoblosan pada tanggal 27 Juni 2018, atau muncul dukungan dari pemilih terhadap calon yang awalnya tidak diunggulkan, seperti paket Marhaen karena masalah hukum yang menimpah Marianus Sae.

Ketika muncul rasa simpati terhadap Emelia Nomleni sebagai satu-satunya kandidat perempuan, dia memperkirakan semuanya masih bisa terjadi.

Sebaliknya, jika pasangan calon, seperti Viktor Laiskodat-Joseph Nae Soi (Viktory-Joss) atau Benny Harman-Benny Litelnoni (Harmoni) mampu mengekspansi soliditas basis dari pasangan calon lainnya, peluang menang ada pada mereka. Dalam hal ini, kekuatan akomodasi dan permainan isu di darat hingga ke kampung-kampung akan sangat menentukan.

Baca juga: Pilkada 2018 - Flores jadi penentu kemenangan Pilgub NTT