BMKG memperkuat sosialisasi mitigasi gempa bumi di Manggarai Barat

id bmkg,tsunami,gempa bumi,NTT,manggarai barat,labuan bajo

BMKG memperkuat sosialisasi mitigasi gempa bumi di Manggarai Barat

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Kami sosialisasikan dan edukasi ke masyarakat bahwa semakin dekat ke utara, semakin dekat sumber pembangkit tsunami, jadi harus paham waktu tiba tsunami. Jangan tunggu sirene, karena sudah keburuan tsunami,"

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) aktif memperkuat sosialisasi mitigasi gempa bumi dan tsunami pada wilayah rawan tsunami di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Kami sosialisasikan dan edukasi ke masyarakat bahwa semakin dekat ke utara, semakin dekat sumber pembangkit tsunami, jadi harus paham waktu tiba tsunami. Jangan tunggu sirene, karena sudah keburuan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada ANTARA di Labuan Bajo, Jumat (18/3).

Hal itu dia sampaikan mengingat beberapa wilayah di Manggarai Barat berada dekat dan terbuka ke Laut Flores, seperti Boleng, Rangko, dan Macang Pacar.

Semakin mendekat ke arah utara, maka wilayah itu semakin dekat dengan pembangkit tsunami, sehingga waktu tiba tsunami hanya berlangsung 3-15 menit.

Menurut dia, warga pada daerah itu tidak perlu menunggu bunyi sirene pada menit keempat atau menit kelima. Mereka harus segera berlari ke tempat yang lebih tinggi sesuai dengan potensi ketinggian tsunami pada masing-masing daerah tersebut.

Dia menerangkan wilayah Kota Labuan Bajo masih memiliki waktu datang tsunami yang cukup lama yakni 20-30 menit.

Namun, tetap perlu pemahaman yang tepat terkait mitigasi tsunami sehingga warga bisa mengevakuasi diri secara cepat ke daerah yang lebih tinggi.

Jika merasakan goyangan gempa berayun hingga 10 hitungan, lanjut dia, warga harus segera berlari ke tempat yang lebih tinggi.

Tiap wilayah per kabupaten memiliki peta ketinggian tsunami yang berbeda-beda. Namun, semakin dekat dengan laut paling depan, semakin cepat tsunami datang dan semakin tinggi pula tsunami tersebut.

Baca juga: BMKG ingatkan warga waspadai cuaca ekstrem akibat potensi bibit siklon di Laut Sawu

Oleh karena itu masyarakat perlu mendapatkan pelatihan terkait dengan cara mengevakuasi diri dengan cepat.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek menambahkan hingga saat ini tidak ada alat teknologi canggih yang bisa memprakirakan terjadinya gempa dan tsunami.

Baca juga: BMKG prakirakan sejumlah wilayah dilanda hujan deras

Oleh karena itu, masyarakat harus terus-menerus diberi edukasi agar bisa mengambil langkah antisipasi terhadap gempa bumi dan tsunami.

Apabila terjadi gempa bumi yang menyebabkan barang-barang di dalam rumah berjatuhan, dia meminta warga yang tinggal di pinggir pantai untuk segera mengevakuasi diri ke wilayah yang lebih tinggi.

Untuk hal ini, Sti menyebut BMKG terus melakukan berbagai upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.