Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat seiring dengan turunnya harga minyak dunia.
Rupiah bergerak menguat dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.368 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.370 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia yang bisa meredakan tekanan inflasi," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin, (4/4).
Penurunan harga minyak mentah ditopang oleh komitmen AS untuk melepas cadangan strategis minyak mentahnya sebesar 1 juta barel per hari ke pasar untuk menutupi pengurangan suplai dari Rusia karena sanksi ekonomi. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) sudah turun di bawah 100 dolar AS per barel.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, penguatan rupiah bisa tertahan karena ekspektasi kenaikan agresif suku bunga acuan AS semakin menguat setelah data tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu masih cukup solid.
Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan laju perekrutan dengan non-farm payroll mencapai 431.000 pekerjaan sepanjang Maret 2022. Tingkat pengangguran AS juga tercatat turun menjadi 3,6 persen, terendah dalam dua tahun.
Baca juga: Minyak jatuh setelah gencatan senjata konflik Timur Tengah
"Dari dalam negeri, kebijakan pelonggaran aktivitas ekonomi masih menopang penguatan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Secara teknikal, Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat ke kisaran Rp14.350 per dolar AS hingga Rp14.380 per dolar AS.
Pada Jumat (1/4) lalu, rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.370 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.363 per dolar AS.
Baca juga: IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif